Lamanhiat

 #RediRosa 10
          	
          	"Bagaimana jika kita menikah?"
          	
          	Redika mendapatkan lemparan bantal dan wajah Rosalyn yang memerah, "BERHENTI MENGGODAKU! KITA SUDAH MENIKAH?"
          	
          	Dia tertawa.
          	
          	Wanitanya imut sekali.

Lamanhiat

 #RediRosa 09
          
          Dia tidak suka coklat, tetapi dia suka Rosalyn walaupun masakannya payah.
          
          "Tidak enak ya?" tanya Rosalyn.
          
          "Seperti kotoran telinga," akunya jujur, Redika terkekeh saat lengannya dipukul main-main.
          
          "Jangan bilang seolah makananku tidak bisa dimakan dong!"
          
          Redika terkekeh, dia mengambil celemek untuk membantu wanitanya memasak. Lagipula dia selalu luar biasa dalam hal ini.

Lamanhiat

 #RediRosa 08
          
          What If?
          
          Redika melompat dan mendarat di balkon, tangannya menggenggam topeng putih dan mata merahnya mencari-cari seseorang. Ini pekerjaan tidak menyenangkan yang diberikan Sayeru.
          
          Dia terus berjalan ketika bau anyir menusuk hidungnya.
          
          Nyala cahaya dari tangan seseorang membuat dia memaki dalam hati, hell no! Seorang perempuan berambut warna favoritnya.
          
          "Kalian terlalu lama." Suaranya juga enak di dengar.
          
          Sayang perilakunya tidak. "Aduh, pelan-pelan." Redika melempar topeng putih yang langsung di tangkap perempuan tadi.
          
          "Diam, Redika."
          
          "Ya ya ya, Bos."
          
          

Lamanhiat

 #RediRosa 07
          
          Sebagai pemburu gosip ternama, tugasku adalah berburu gosip terbaru dan terpanas dari artis-artis yang mulai naik daun. Target hari ini adalah model yang mulai menapaki karir menjadi seorang artis.
          
          Namanya Rosalyn.
          
          Ada gosip jika dia sedang berkencan dengan artis populer bernama Kim Rook Soo.
          
          Namun tidak ada tanda-tandanya ketika aku meminta temanku mengikuti jadwal wanita itu, yang ada malah dia tidak kembali dan telepon yang tidak aktif. Jadi aku memutuskan untuk mewawancarai Rosalyn secara langsung, dia terlihat biasa saja dari yang dikatakan seperti dewi. Tidak spesial, pasti dia hanya menjual wajah dan bukan bakat.
          
          "Nona Rosalyn, aku dengar jika anda dekat dengan rekan sesama artis Kim Rook Soo?"
          
          Dia tersenyum kepura-puraan. Aku yakin dia akan mengarang cerita yang mengada-ada soal hubungan dia dan Kim Rook Soo. Namun, tidak apa karena aku akan berpura-pura percaya.
          
          "Kami hanya sebatas rekan, senior Kim sangat baik karena membimbing saya dengan baik."
          
          Huh? respon yang tidak terduga, aku akan memancing dia lagi.
          
          "Jangan merendah nona Rosalyn, banyak yang mendukung hubungan kalian." Aku tersenyum, dia terlihat berpura-pura ketika menggelangkan kepala. Lihat itu, artis selalu dipenuhi kepura-puraan.
          
          "Kami tidak berkencan."
          
          Aku berdecih, dia sulit juga.
          
          Apalagi pintu studio terbuka, aku menatap orang tidak sopan yang menginterupsi kegiatan kami. Dia menghampiri Rosalyn dan memberikan minuman dingin.
          
          "Terimakasih Red."
          
          "Senior Kim memanggilmu, Rose."
          
          Sepertinya aku agak familiar dengan wajahnya, ah, dia salah satu artis yang berperan di film yang sama degan Rosalyn. Aku menatapnya lamat-lamat dan dia balik menatapku.
          
          Aku akan merencanakan skandal untuk mereka.
          
          "Kami pergi dulu, Senior."
          
          Tunggu, dia memakai jaket yang sama dengan yang dikenakan temanku semalam. Aku meremas jari-jemari, ini mungkin hanya kebetulan kan?

Lamanhiat

 #RediRosa 05
          
          "Redika."
          
          Suara yang dia kenal mengalun lembut, dia menoleh ke Rosalyn yang memanggilnya dengan suara yang nyaris pelan. Angin malam menerpa rambut mawar milik Rosalyn, membuat Redika terkekeh gemas sesekali.
          
          "Kenapa kita tidak saling bersama?"
          
          Jari kelingking yang saling bersentuhan terasa hangat.
          
          Mata merah darah menatap mata senja.
          
          Pertanyaan yang sulit dibalut prasangka yang berlebihan. Mereka tidak terlalu saling mengenal satu sama lain. Tidak ada yang jujur tentang identitas satu sama lain. Entah itu Rosalyn dengan identitas Putri Mahkota ataupun Redika dengan julukan Penyihir gila darah.
          
          "Kenapa kamu bertanya? Apa kau ingin kita bersama?"
          
          "Jika iya? Apa kau mau?"
          
          "Wah wah Nona ini ternyata sangat menyukaiku."
          
          Senyum geli.
          
          Rosalyn melempar mantra pembungkam, dan dibalas lemparan mantra yang sama oleh Redika.
          
          Malam itu pertanyaan Rosalyn tidak terjawab.
          
          Berbulan-bulan kemudian ketika Rosalyn melepas status Putri Mahkota, dia bertemu Redika sekali lagi.
          
          Di desa Harris, dikelilingi kobaran api, rintihan anak-anak serigala dan rasa terpaku satu sama lain.
          
          Redika melepas masker yang menyesakkan, berbicara tanpa kata yang masih bisa dilihat jelas oleh Rosalyn sebelum menghilang.
          
          "Aku seorang penjahat."

Lamanhiat

 #RediRosa 03
          
          Dia Psikopat gila.
          
          Tidak mungkin jatuh cinta.
          
          Dia hanya di taraf tertarik, menemukan jika Rosalyn adalah gadis yang sesuai minatnya.
          
          Kemudian membuntuti, menjadi stalker yang menjaga gadis itu dari lalat-lalat berterbangan, dengan cara menyingkirkan sesuai yang dia bayangkan. Kesal sekaligus senang ketika menemukan gadisnya cukup populer, banyak mangsa yang bisa dia habisi.
          
          Kemudian tanpa sadar ada di taraf obsesi, muncul dikala-kala yang tidak terduga. Membantu dan bersikap seolah dia hanya orang normal.
          
          Terakhir ditahap tidak bisa melepaskan, dia mengklaim Rosalyn miliknya. Bahkan, mengukir namanya di hati gadisnya.
          
          Redika, tergores dengan indah.