Feliizmi

Assalamu'alaikum akak-akak..
          Izin numpang lewat dan mampir di perpustakaan ya.. 
          
          ---------------------------------------------------------------
          
          Ibarat nasi telah menjadi bubur tinggal dicampur bawang goreng dan garam dapur, itulah yang gadis itu simpulkan dari pertemuannya dengan seseorang yang membuatnya memahami diri sendiri. Membuatnya pula selalu menanti kebahagiaan mendatang yang telah Tuhan rencanakan.
          
          "Kenangan indah jangan dirubah menjadi buruk. Saat seseorang telah meletakkan arti sebuah kenangan di tempat yang salah, maka akan semakin mempersakit diri sendiri. Namun jika kenangan itu berada di tempat yang benar, harusnya membuat seseorang bahagia. Setidaknya mereka pernah mengukir kenangan indah bersama orang-orang tersayang yang akan dikenang."
          
          "Tidak semudah itu dalam menerapkan!"
          
          "Ada banyak orang diluar sana yang berusaha menciptakan kenangan indah namun, tidak memiliki kesempatan."
          
          "Kalau begitu ajari aku cara mengukir kenangan indah tanpa harus merelakan!"
          
          "Mustahil itu. Karena setiap kenangan indah terukir dari sebuah kerelaan." 
          
          ---------------------------------------------------------------
          https://www.wattpad.com/story/266852339?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=share_writing&wp_page=create&wp_uname=Feliizmi&wp_originator=GFxmt26qdljK8%2BKp8FnCT2mvp1J4sjWlid9KPowU0wbdMglFIhpwPupG%2B3hxusmQjLOaaVeogN%2BL1GU%2BInsJKHHxvIlc3pDf2NYu2GFsk6TC3%2F1IYYGE5O%2BT6EiMc7ES
          
          
          Hatur nuhun...

Storykenzoo

Hallo, ini Biya. Khaliluna Anbiya. 
          Gadis lapuk di awal 30-an tahun yang masih enggan melepas masa lajangnya.
          
          
          Siapa peduli kalau orang-orang menyebutnya perawan tua? Mereka bahkan tak segan-segan menjadikan Biya sebagai pusat bisik-bisik dan perhatian.
          
          
          Tapi bagi Biya semua itu nggak penting. Toh gadis yang sudah menginjak umur kepala tiga itu selalu berprinsip "Selagi gue bahagia, persetan sama omongan orang."
          
          
          Begitulah sekiranya keyakinan teguh yang selalu Biya pegang. Lagipula nggak ada yang salah dari hidupnya. Lajang itu bukan AIB. Lajang jaman sekarang itu trendi. Right?
          
          
          Tapi kehidupan Biya yang terbilang aman dan bebas hambatan itu seketika jungkir balik saat Om Bagas memintanya mengisi posisi sekretaris menejer baru yang sekarang tengah kosong.
          
          
          "Aargh! JINGGA SIALAN!"
          
          .
          
          Askara Jingga. Bujang. 27 tahun. Songong, sombong, minus etika - dan anggap saja bisu. Tipikal bos-bos rese yang hobi menyiksa bawahan. Selalu sengit tiap kali menatap keberadaan Biya.
          
          
          Bagi lelaki blesteran Korea dan setengah surga itu, sosok Biya sudah seperti sumber dari segala macam masalah dan kesialan.
          
          
          "Kalau kamu manusia yang punya etika, kamu pasti tau namanya hukum timbal balik."
          
          
          Sial! Apalagi yang bisa Biya lakukan untuk mengembalikan hidupnya ke posisi semula - terbebas dari segala keruwetan ini? Kalau sepanjang hari dia harus berurusan dengan makhluk minus etika seperti Askara Jingga?
          
          
          
          Dibaca dulu gess..
          Pelan-pelan, tarik napas..
          Simpang di daftar bacaan..
          Tungguin notifikasi update..
          Siapa tau suka :)
          
          https://www.wattpad.com/story/234309515-ending-choice