Dari kanopi hijau di atasku, aku dapat melihat barisan cahaya matahari yang berhasil menembus tebalnya dedaunan pohon raksasa yang mengelilingiku. Dari kejauhan dapat kudengar gemericik suara air yang aku tahu dengan pasti mengalir di sebuah sungai kecil jernih nan bening di tengah-tengah hutan. Suara serangga dan burung di sekitarku membuat aku sadar bahwa aku tidak sendiri di hutan ini. Dengan langkah pelan aku masuk ke kedalaman hutan, mendaki jalan setapak yang nyaris tak kelihatan menuju bukit di balik hutan itu. Dari puncak bukit itu, aku dapat melihat jelas atap rumah penduduk desa dan puncak pohon kelapa dan pohon pinang di antara pepohonan lain di desa kecil... Rumah masa kecilku.
Yup, aku asli penduduk Kalimantan dan apa yang aku tulis di atas adalah sekilas gambaran tempat tinggalku.
Krakas dalam cerita Broken Vow hanyalah kota imajinasiku, tentunya terinspirasi oleh kota kecil tempat dimana aku tinggal sekarang. Aku harap kalian bisa menikmati novel pertama yang berhasil aku tulis di atas 10 bab sejauh ini.
Semoga teman-teman menikmati perjalanan Stella dan Mack sejauh ini.