izaddina

Hai, Kak!
          
          Terima kasih sudah berkunjung ke Dapur Ajaib (⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)⁠✧⁠*⁠。
          
          Semoga Kakak bisa menikmati hidangan cerita yang Am dkk sajikan ♡⁠˖⁠꒰⁠ᵕ⁠༚⁠ᵕ⁠⑅⁠꒱

Liyamuta

@ izaddina  Terimakasih kembali k.
            
             Cerita kakak Baguss bangett. Tetap semangat Berkarya k dan terimakasih sudah hadir menjadi seorang penulis (⁠。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。⁠)
Reply

daradaraya

Hai Kak Liya,
          
          Terima kasih banyak yaaa sudah membaca dan memberikan vote di ceritaku. It really means a lot to me and make me happy hehehe ^^ semoga ceritaku bisa menghibur kakak juga yaaa. Thank you and have a good day kak!! ❤️❤️

Liyamuta

@ daradaraya  Hallo juga k Dara.
            
            Sama-sama k, Alhamdulillah kalau itu bikin kk bahagia, itu bentuk dari penghargaan kami para pembaca dan khususnya dari saya pribadi atas karya yang kk buat semoga membawa dampak baik untuk k Dara yang sudah berkarya, meski hanya hal sederhana yang diberikan. Semoga kk terus Semangat untuk berkarya yaaa  
Reply

Wonderfulliveee

Hallo, ini Biya. Khaliluna Anbiya. 
          Gadis lapuk di awal 30-an tahun yang masih enggan melepas masa lajangnya.
          
          Siapa peduli kalau orang-orang menyebutnya perawan tua? Mereka bahkan tak segan-segan menjadikan Biya sebagai pusat bisik-bisik dan perhatian.
          
          Tapi bagi Biya semua itu nggak penting. Toh gadis yang sudah menginjak umur kepala tiga itu selalu berprinsip "Selagi gue bahagia, persetan sama omongan orang."
          
          Begitulah sekiranya keyakinan teguh yang selalu Biya pegang. Lagipula nggak ada yang salah dari hidupnya. Lajang itu bukan AIB. Lajang jaman sekarang itu trendi. Right?
          
          Tapi kehidupan Biya yang terbilang aman dan bebas hambatan itu seketika jungkir balik saat Om Bagas memintanya mengisi posisi sekretaris menejer baru yang sekarang tengah kosong.
          
          "Aargh! JINGGA SIALAN!"
          
          .
          
          Askara Jingga. Bujang. 27 tahun. Songong, sombong, minus etika - dan anggap saja bisu. Tipikal bos-bos rese yang hobi menyiksa bawahan. Selalu sengit tiap kali menatap keberadaan Biya.
          
          Bagi lelaki blesteran Korea dan setengah surga itu, sosok Biya sudah seperti sumber dari segala macam masalah dan kesialan.
          
          "Kalau kamu manusia yang punya etika, kamu pasti tau namanya hukum timbal balik."
          
          Sial! Apalagi yang bisa Biya lakukan untuk mengembalikan hidupnya ke posisi semula - terbebas dari segala keruwetan ini? Kalau sepanjang hari dia harus berurusan dengan makhluk minus etika seperti Askara Jingga?
          
          Dibaca dulu gess..
          Pelan-pelan, tarik napas..
          Simpang di daftar bacaan..
          Tungguin notifikasi update..
          Siapa tau suka :)
          
          https://www.wattpad.com/story/234309515-ending-choice