Kita adalah sepasang ingatan yang bermukim di tubuh waktu
Berjalan mengitari siang dan malam
Meski terkadang di rajam rindu yang lebam
Namun hati sering berulah kembali
Memasang angkuh pada jiwa yang mulai melemah, saat kau mulai menanggalkan topeng terbaikmu
Aku tersenyum dalam rintihan yang tertahan namum mencekik ku diam-diam...
Sesempurna itu lah engkau di mataku, hingga cacat mu ku tutupi
Ku ingin kau terlihat sempurna walau pada nyatanya kau tak lebih dari seorang bajingan yang ku selimuti dengan topeng malaikat...
Ku lelah...
Lelah menyembunyikan kebusukan mu dari padangan mereka yang melihat ku rendah dan tak pantas untukmu...
Kini ku paham kata mereka, jika ada kalanya yang terlihat tak pantas itu tertukar dengan yang pantas...
Dulu kata itu hanyalah angin lalu...
Kini aku paham, bukan aku yang tak pantas untuk mu
Melainkan dirimu lah yang tak pantas bersanding di sebelahku...
Kau jadikan sisi lemah ku menjadi sisi terburuk ku untuk menggenggam kendali atas rasaku...
Itu dulu!
Tidak untuk sekarang...