"Kalau kau berjalan sendiri, setidaknya izinkan aku ikut di belakang," ujar Arga tiba-tiba.
Adela menatapnya dalam. "Untuk apa?"
"Supaya kalau kau tersesat, aku bisa berpura-pura ikut tersesat."
Adela terdiam sejenak, lalu tersenyum kecil—senyum yang lagi-lagi membuat Arga lupa waktu.
Di antara suara kamera dan tawa teman-teman yang berpisah, keduanya berdiri dalam diam yang nyaman.
Sore itu, langit mungkin tampak biasa saja. Tapi bagi Arga, hari itu adalah awal dari sesuatu yang tak pernah ia rencanakan—perasaan yang tumbuh diam-diam, seperti daun ketapang yang tetap jatuh meski angin telah reda.
https://www.wattpad.com/story/402819485