"Kau layak dimanfaatkan, oke." Harvleon memajukan wajahnya yang beraura angkuh dan sombong, yang karena kemarahan itu menjadikannya tampak bengis. "Aku sudah menyia-nyiakan uangku untuk biaya rumah sakitmu. Kau harusnya berterima kasih. Kalau aku memilih meninggalkanmu saja, kau bisa membayangkan pusaramu sendiri. Oh, atau bahkan tanpa pusara, tanpa identitas?"
Mata Sharon menyipit akibat muak. "Aku tidak pernah menduga ucapan serendah itu akan keluar dari mulut Alvonsio yang terhormat." Dan ia membenci betapa besarnya rumah itu sehingga para pelayan di bawah sana tak mendengar penghinaan macam apa yang telah ia telan. Sharon ingin menunjukkan pada dunia siapa Harvleon sesungguhnya. "Kau adalah manusia terpicik dan brengsek yang pernah kutemui. Dan itu membuatku percaya bahwa aku tak akan sudi menikahimu walaupun kau adalah manusia terakhir di planet ini!"
Cerita karangan saya yang berjudul "Memories and Salvation". Bergenre romansa dengan sedikit paduan aksi. Berlatar di USA dan sebagain Jerman. Untuk selebihnya, silahkan cek di profile saya;)
Terima kasih banyak:)