(+16 For Blood)
Berbekal kemampuan yang ia benci. Louisa dengan segenap bara api di dada, menyusuri setetes demi tetes darah yang tumpah; menghitung satu per satu kepala yang tergolek membusuk; melafalkan setiap nama dari serigala yang merenggut anak domba. Tanpa terkecuali.
.
.
.
Louisa tak ingat hari itu tanggal berapa, bulan berapa, ataupun tahun keberapa. Hanya yang jelas kala itu awan mendung kehitaman, kemudian petir menyusul sambil menari-nari dari barat ke timur. Aroma rumput terbakar memenuhi indra penciumannya, termasuk bau lemak panas, dan kayu bakar.
Kesadaran yang kian menghilang tak menyurutkan sorot penuh murka dari dua bola mata keunguan Louisa. Menatap selayaknya singa kepada orang-orang yang tertawa di tengah gegap gempita pesta mengerikan. Memakan setiap inci malaikat-malaikat kecilnya, meneguk segelas minuman merah memabukkan, merobek wajah-wajah manis penuh kasih dengan kuku-kuku setajam pisau daging.
Perempuan itu di sana. Pada batang kayu ia terikat kuat rantai besi panas, ditemani jilatan api mengelus-elus permukaan kulit di bawah. Menyaksikan kengerian yang menghancurkan jiwa manusianya. Bersumpah menagih hutang darah dengan nyawa.
https://www.wattpad.com/story/289407258?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=story_info&wp_page=story_details_button&wp_uname=DeanArian&wp_originator=HwjaRjN8jB6qZYXNtFxERzi5i590KePoFz%2BevYSY93xv8x30uesM%2BlwWhygCgENmrTuEw5oQg5UNoMqTWT2kzd9WSM0xFBp8wD3OTVAU2x4270kvIBr1pTY0f04URrCq