Sebuah hari yang sangat besar untuk merayakan sebuah karya karsa peradaban yang telah kita lestarikan sejak dahulu kala. Dan juga merupakan akhir dari masa satu bulan yang telah kita buat sendiri di kalender manusia. Ketika kita masih belum mengenal tahun cahaya, kelereng ke-empat, serta bola udara - semua terlihat 'kita' saja.
Lambat laun tertinggal jauh euforia ini. Kan tertinggal jauh pesta berselimut kelaparan ini. Dan langit tidak akan peduli, meskipun seharusnya ia berterimakasih; sebuah handphone keluaran terbaru akan lebih mahal daripada sebuah kursi bambu. Makhluk hidup - nanoteknologi ciptaan Tuhan. Kita sumbangkan kerepotan tak mengerti, hari-hari dimana kita berpura-pura berarti, dan muncul pertempuran tak kasat mata; kita, mereka, anda, saya, semuanya berbeda. Musuh dari musuhku, dari musuh musuhku - pertanyaannya, siapa temanku?
Tidak banyak yang bisa melawan arus ini. Kawanan percil tidak akan mau meniru gaya salmon; diterpa arus deras, melompat, dan tertangkap mulut beruang. Mereka pasti akan berkata, bersantailah! Mereka meneriakkan seruan lantang untuk mengulang-ulang beberapa larik syair yang begitu gembira.
Mereka berkeliling dengan rombongan, berkumpul di pekarangan, dan pintu-pintu terbuka, memperlihatkan rupa manusia yang ingin ikut serta. Namun apa daya, mereka tetap memiliki diri yang harus diurus, maka mereka kembali kedalam.
Mungkin salah satu dari mereka berpikir, "Kenapa mereka layaknya kumpulan zombie yang berfungsi dengan baik?" Ia ingin menatap langit, untuk melihat signifikansi dari semua yang sedang terjadi, yang pada saat itu pula ia menyadari bahwa malam telah dipenuhi cahaya kembang api.