Hampir satu tahun sejak keberangkatanku, meninggalkan rumah-rumah kecil bertajuk puisi pengantar perasaan dan imajinasi. Hampir satu tahun, aku membangun rumah yang lebih besar, bertemu mata dengan nama-nama, kisah, dan perasaan yang baru.
Rumah besar itu selalu kututup rapat, hanya memperbolehkan diriku semata yang menjejakinya dengan leluasa.
Hari ini, aku membawa koper kecil berisikan beberapa puisi yang lama kutinggalkan, dan menyadari bahwa rumah ini terlalu kosong untuk ditempati olehku sendirian.
Dan mungkin, aku akan mengundang lebih banyak penikmat kata ke dalamnya, untuk bersama-sama menjelajahi rumah besar pertamaku ini.
Ketika pintu rumah itu terbuka, kuharap kalian bersedia untuk berkunjung dan menyapa. Barangkali sekadar duduk menikmati teh hangat, berlarian di halaman depan, atau mungkin menangis bersama-sama di salah satu ruangannya yang kujamin takkan mendapat cemooh dari dinding maupun kaca jendela.
Ini adalah pengantar untuk undangan utama :)