ann_alinea

Halo kak, numpang promote ya. Mampir ke ceritaku ya, siapa tau suka. Jangan lupa vomentnya. Terimakasih :)
          
          ---sinopsis---
          
          Menjadi nomor dua sudah merupakan hal yang biasa bagi Anata Ayudhiya. Ia kira dirinya baik-baik saja. Namun, praduganya salah. Jauh di dalam dirinya sakit. Ingin mengungkapkannya, tapi tidak bisa. Pada akhirnya, jalan satu-satunya adalah diam dan tersenyum. 
          
          Aksara Dewa Bramasta. Cowok tinggi tampan itu adalah siswa populer di SMA Nusa sekaligus pacar Anata. Sangat mencintai Anata. Namun, karena sikapnyalah yang membuat Anata menahan rasa sakit di hatinya. 
          
          "Diam, jalan yang aku pilih hingga saat ini. Namun, jika batas kesanggupanku untuk diam telah habis, aku minta maaf. Aku harap kau tetap bahagia tanpaku." ~ Anata Ayudhiya. 
          
          "Jangan pergi. Karena kau berharga dan tak ternilai. Aku disini menunggumu. Jangan tutup mata itu terlalu lama. Aku takut jika kau tak akan menyapaku lagi setelah ini." ~ Aksara Dewa Bramasta.
          
          https://my.w.tt/WFXlWE117bb

lanilanis

Hallo, ini Biya. Khaliluna Anbiya. 
          Gadis lapuk di awal 30-an tahun yang masih enggan melepas masa lajangnya.
          
          Siapa peduli kalau orang-orang menyebutnya perawan tua? Mereka bahkan tak segan-segan menjadikan Biya sebagai pusat bisik-bisik dan perhatian.
          
          Tapi bagi Biya semua itu nggak penting. Toh gadis yang sudah menginjak umur kepala tiga itu selalu berprinsip "Selagi gue bahagia, persetan sama omongan orang."
          
          Begitulah sekiranya keyakinan teguh yang selalu Biya pegang. Lagipula nggak ada yang salah dari hidupnya. Lajang itu bukan AIB. Lajang jaman sekarang itu trendi. Right?
          
          Tapi kehidupan Biya yang terbilang aman dan bebas hambatan itu seketika jungkir balik saat Om Bagas memintanya mengisi posisi sekretaris menejer baru yang sekarang tengah kosong.
          
          "Aargh! JINGGA SIALAN!"
          
          .
          
          Askara Jingga. Bujang. 27 tahun. Songong, sombong, minus etika - dan anggap saja bisu. Tipikal bos-bos rese yang hobi menyiksa bawahan. Selalu sengit tiap kali menatap keberadaan Biya.
          
          Bagi lelaki blesteran Korea dan setengah surga itu, sosok Biya sudah seperti sumber dari segala macam masalah dan kesialan.
          
          "Kalau kamu manusia yang punya etika, kamu pasti tau namanya hukum timbal balik."
          
          Sial! Apalagi yang bisa Biya lakukan untuk mengembalikan hidupnya ke posisi semula - terbebas dari segala keruwetan ini? Kalau sepanjang hari dia harus berurusan dengan makhluk minus etika seperti Askara Jingga?
          
          Dibaca dulu gess..
          Pelan-pelan, tarik napas..
          Simpang di daftar bacaan..
          Tungguin notifikasi update..
          Siapa tau suka :)
          
          https://www.wattpad.com/story/234309515-ending-choice