Airufelice

Hallo kak izin promosi ya, siapa tahu di sini ada yang suka sama cerita aku.
          
          Feedback/follback? Dm ya
          。。。。。。。。。。。。。。。。。。。。
          "Kau yang ku percaya selalu ada. Justru pergi tanpa pamit meninggalkan luka." _Felicia Nisyarahma_
          .
          .
          .
          Kisah ini berawal dari sebuah pertemuan yang sangat aku sesali. Pertemuan yang seharusnya tidak pernah terjadi. Mengapa kau datang, jika ingin pergi?
          
          Panggil saja aku Cia, gadis bodoh yang mencoba bangkit dari keterpurukan selama bertahun-tahun. Aku bukan tokoh utama dalam kisah ini, melainkan hanya seorang figuran. Hidup pilu dipenuhi luka membuat ku tidak bisa percaya pada setiap manusia.
          
          Seiring berjalannya waktu, mungkin aku akan melupakan kisah ini. Kisah yang mengajarkan ku, betapa berharganya sebuah pertemuan. Dan mengingatkanku, betapa pedihnya sebuah perpisahan.
           。。。。。。。。。。。。。。。。。。。
          
          Yang penasaran yuk baca cerita aku, jangan lupa vote dan komentar ya :)
          
          https://www.wattpad.com/story/247793367

supisupi176

Hallo, ini Biya. Khaliluna Anbiya. 
          Gadis lapuk di awal 30-an tahun yang masih enggan melepas masa lajangnya.
          
          Siapa peduli kalau orang-orang menyebutnya perawan tua? Mereka bahkan tak segan-segan menjadikan Biya sebagai pusat bisik-bisik dan perhatian.
          
          Tapi bagi Biya semua itu nggak penting. Toh gadis yang sudah menginjak umur kepala tiga itu selalu berprinsip "Selagi gue bahagia, persetan sama omongan orang."
          
          Begitulah sekiranya keyakinan teguh yang selalu Biya pegang. Lagipula nggak ada yang salah dari hidupnya. Lajang itu bukan AIB. Lajang jaman sekarang itu trendi. Right?
          
          Tapi kehidupan Biya yang terbilang aman dan bebas hambatan itu seketika jungkir balik saat Om Bagas memintanya mengisi posisi sekretaris menejer baru yang sekarang tengah kosong.
          
          "Aargh! JINGGA SIALAN!"
          
          .
          
          Askara Jingga. Bujang. 27 tahun. Songong, sombong, minus etika - dan anggap saja bisu. Tipikal bos-bos rese yang hobi menyiksa bawahan. Selalu sengit tiap kali menatap keberadaan Biya.
          
          Bagi lelaki blesteran Korea dan setengah surga itu, sosok Biya sudah seperti sumber dari segala macam masalah dan kesialan.
          
          "Kalau kamu manusia yang punya etika, kamu pasti tau namanya hukum timbal balik."
          
          Sial! Apalagi yang bisa Biya lakukan untuk mengembalikan hidupnya ke posisi semula - terbebas dari segala keruwetan ini? Kalau sepanjang hari dia harus berurusan dengan makhluk minus etika seperti Askara Jingga?
          
          Dibaca dulu gess..
          Pelan-pelan, tarik napas..
          Simpang di daftar bacaan..
          Tungguin notifikasi update..
          Siapa tau suka :)
          
          https://www.wattpad.com/story/234309515-ending-choice