Shoko meraih kedua pundak Satoru, lalu meremasnya kuat. Mata meraka saling tatap. “Satoru, masih belum terlambat untuk mengubah keputusanmu. Kau harus memilih antara kami atau dia yang harus kau korbankan. Bukan tidak mungkin dia kembali berulah dan mengulang perang Malam Natal lagi.”
Satoru menggeleng kuat. “Keputusanku sudah bulat, Shoko. Meski ... kita berdua tidak membuat Sumpah Pengikat, tapi aku percaya pada Suguru. Dia ... sudah bertobat. Kumohon ... jangan paksa aku memilih lagi.”
Shoko menurunkan kedua tangannya dari pundak Satoru. Dia mendengkus. “Kau jelas mencintainya.”
Satoru menggonggong lagi. “Aku tidak! Mungkin dia saja yang mencintaiku!”
“Lalu, mengapa kau mau saja diajak bercinta dengannya?! Dan aku sekarang kalah taruhan pada Mei Mei! Utahime juga! Aku kira selama ini kau itu Yang Teratas!” pekik Shoko kesal.
Semburat merah muncul di kedua pipi Satoru. “Mengapa kau berjudi tentang itu?! Bahkan Mei Mei?!”
“Jawab saja, Sialan!”
Satoru mencibir, “Aku ... tidak mau, tapi ... setelah Suguru membuatku pingsan, dia membawa kami ke sebuah rumah tepi pantai. Lalu ..., dia mulai meraba dan mencium sekujur tubuhku. Kupikir, aku sedang mimpi basah waktu itu. Ternyata ... Suguru yang melakukannya. Aku ingin menendangnya, oke! Tapi ... entah mengapa ... sentuhannya terasa ... enak ....”
Shoko menepuk jidat.
“Itu jelas bukan rasa cinta, Shoko! Kami bercinta karena ... enak! Ya! Belum lagi, itulah kunci utama yang membuat ingatanku kembali sepenuhnya! Kau tahu? Aku merasa terjebak di dalam domainku sendiri. Aku melihat ... kosmik dan lubang hitam secara nyata. Otakku seolah mati dan--”
“Cukup! Aku tidak mau mendengar cerita menjijikan itu!”
“Kau percaya, bukan?”
Shoko hanya menatap skeptis Satoru tanpa menjawab.
***
Judul: Redemption (SuguSato)
https://archiveofourown.org/works/56594749/chapters/153121645