Tangan hangat itu mengusap-usap pelan rambut dari luar jilbabku. Sungguh menenangkan.
"Mas," panggil ku pelan
"Iya," jawabnya sembari menyudutkan senyuman manisnya dihadapanku.
Seketika wajahnya berada dekat dihadapanku. Bahkan terlihat jelas garis-garis senyum sabitnya yang begitu indah.
Andai dia tau, dengan senyum diwajahnya yang sedekat ini aku pun akan luluh.
"Udah kan ngambeknya?," tanya ia sembari mengusap-usap asal kepalaku.
Seketika aku langsung menganggukan kepalaku.
Ahh, seluluh ini kah aku. Bahkan untuk hanya dengan senyum manisnya saja aku semakin mencintainya.
-nikens_andanii
_sumber agung_200906
_ditulis berdasarkan ide yang tiba-tiba mampir sejenak.
_salam