eden__frost

Mampir, yuk!
          
          
          Judul: Sinkronisasi Jiwa
          
          Blurb:
          Jauh lebih sulit bagi Sangria untuk mengobati pyromania, gangguan kuat bermain api, ketika si adik sendiri tak menyadari bila mengidap penyakit tersebut. Meski begitu, Sangria bertekad kuat menyembuhkannya, meski diri sendiri mengidap gangguan mental lain yang tak kalah berbahaya.
          
          Selembar kertas tua bergambar seorang putri kerajaan sekian tahun lalu berwajah persis seperti adiknya, menuntun Sangria bertemu dengan pangeran dan salah satu kesatria dari Buana Rubanah, sebuah kerajaan yang mereka sebut berada di bawah tanah.
          
          Sang kesatria, Flin, mengatakan bahwa pyromania tersebut muncul karena adanya suatu peristiwa di masa lalu.
          
          Kebetulan, Flin sedang dalam perjalanan mengambil Pedang Safir dari tahun 1942 menggunakan portal antarwaktu, guna menghidupkan kembali putra mahkota karena pangeran tak pantas menggantikan raja. Tak mau tinggal diam, Sangria ikut serta demi memperbaiki peristiwa di masa lalu agar pyromania adiknya dapat sembuh.
          
          Dua tujuan melalui satu jalan, apakah tim yang terbentuk karena paksaan dapat bertahan lama? Bisakah tahun 1942 memperlakukan mereka dengan baik? Di mana Pedang Safir disimpan dan peristiwa apa yang harus diperbaiki Sangria?
          
          
          https://www.wattpad.com/story/230222959-sinkronisasi-jiwa

GriselxPsycho

Hai Kak, jika berkenan baca ceritaku yuk!
          
          ZeDio and Their Beloved Girl
          
          Cuplikan:
          
           "Hm, keliatannya enak." Tanpa permisi dan rasa malu, Dio menyeret walnut caramel mirror cake milik Nami. Gadis itu memekik, lalu berusaha menghalangi Dio yang ingin menyendok kuenya yang belum tersentuh.
          
          "Eh, punya gue itu."
          
          "Waktu gue seret tadi, ini udah jadi punya gue."
          
          Dio berhasil memasukkan sesendok ke dalam mulutnya, lalu menyerahkan sisanya pada Nami. Pipi gadis itu menggembung kesal, tapi malah dibalas dengan kekehan geli dari pemuda di depannya. "Sorry-sorry, gue cuma mau cicip-cicip doang." Dio menyendok kembali kue itu. Namun kali ini, ia mengarahkan sendoknya ke mulut Nami. "Aaa...."
          
          Desiran hangat mengaliri tubuh Nami aneh. Matanya membola dan otaknya berpikiran norak. Gue bakal makan dari sendok yang sama dengan Dio. Itu bekas... aaahhhhh....
          Kalau minum dari sedotan yang sama disebut ciuman tak langsung, lalu ini apa? Apakah sama? Nami meluber. "G gu gue makan s sendiri aja," cicitnya, lantas mengibaskan tangan lalu menunduk malu-malu.
          
          "Kok jadi malu-malu gitu sih?"
          
          "Siapa yang malu-malu!" hardik Nami tanpa sadar.
          
          Dio tersenyum miring dan sangat percaya diri. "Elo! Udahlah cepet, aaak."
          
          Nami meneguk ludah kasar. Ia memerhatikan sendok itu yang berada di depan mulutnya. Ia mau. Mau banget malah, tapi malu. Rasanya gengsi dan ya... namanya cewek 'kan harus jual mahal. Persetan dengan jual mahal. Hap. Nami melahap habis kue itu dengan pasti.
          
          https://www.wattpad.com/story/160035845