Aku menghanguskan sunyi di ruang rindu,
abunya bersarang hingga ke paru-paru,
setajam luka mencabik waktu,
menyisakan kenangan yang tak pernah berlalu.
Hari-hari ku dihidangkan sepiring perih,
dengan segelas kisah berisi ribuan pedih,
ditemani rindu yang mengakar pada serpihan letih,
dan doa ku yang hangus terbakar kasih.
Kelak, jika tiada ada lagi yang tersisa,
Kubaringkan nama mu di nisan asmara.
Biarlah dunia menyebutku fana,
asal engkau abadi dalam puisi dan cinta.