RayA191

"Kamu.... Raya? "
          	"Iya mas. Aku Raya. Mengecewakan ya? Aku... Raya yang sempat kamu cari cari waktu itu, aku... Raya yang juga sempat menyayangimu sebelum berjumpa. Aku raya yang sama. "
          	"Kamu dari awal tau saya ray? Ah... Aya. "
          	"Ya, aku udah tau dari awal. Aku tau klo kamu lah hadiah yang Allah beri itu. Maaf klo mengecewakan, maaf klo doaku yang harus Allah angkat dan dengar".
          	" Memangnya apa yang kamu minta? ".
          	" Aku minta, jika memang kamu orangnya, tolong pertemukan kami dengan cara yang benar, dengan jalan yang Allah ridhoi, karenanya, aku menghilang waktu itu. Aku berharap klo apa2 yang kulakukan benar2 ikhlas karena Allah, didepan sana akan Allah ganti yang lebih baik dari itu, aku berjanji bakal memulai mencintai diri ku, aku janji untuk buang jauh2 raya atau siapapun yang menumpang dalam jiwa ku, aku akan belajar hidup hanya sebagai aku, sebagai nadiya. Dan aku akan bersyukur dengannya, tolong bantu aku melewatkan segala proses dan perihnya. Tolong kuatkan aku. Tolong tetap motivasi aku. Dan tolong jadikan kekuranganku sebagai anugrah utk dia. Untuk siapapun dia. Karena aku sama seperti dia, menginginkan yang terbaik, jadi tolong agar ketika dia kembali aku bisa tunjukin versi terbaik yang aku punya. "
          	"Jujur, sy kaget".
          	" Tolong mas, tolong jangan di akhiri. Aku minta maaf klo mengecewakan. Aku minta maaf klo kamu merasa aku tipu, karena itu juga aku ga pernah kasi tau identitas ku, aku minta maaf mas, tapi tolong jangan di akhiri, klo memang harus berakhir, biar Allah aja yang memutuskan, ntah aku yang akan duluan pulang atau kamu, tapi tolong jangan di akhiri mas. Aku menyesal. Aku minta maaf. "

RayA191

"Kamu.... Raya? "
          "Iya mas. Aku Raya. Mengecewakan ya? Aku... Raya yang sempat kamu cari cari waktu itu, aku... Raya yang juga sempat menyayangimu sebelum berjumpa. Aku raya yang sama. "
          "Kamu dari awal tau saya ray? Ah... Aya. "
          "Ya, aku udah tau dari awal. Aku tau klo kamu lah hadiah yang Allah beri itu. Maaf klo mengecewakan, maaf klo doaku yang harus Allah angkat dan dengar".
          " Memangnya apa yang kamu minta? ".
          " Aku minta, jika memang kamu orangnya, tolong pertemukan kami dengan cara yang benar, dengan jalan yang Allah ridhoi, karenanya, aku menghilang waktu itu. Aku berharap klo apa2 yang kulakukan benar2 ikhlas karena Allah, didepan sana akan Allah ganti yang lebih baik dari itu, aku berjanji bakal memulai mencintai diri ku, aku janji untuk buang jauh2 raya atau siapapun yang menumpang dalam jiwa ku, aku akan belajar hidup hanya sebagai aku, sebagai nadiya. Dan aku akan bersyukur dengannya, tolong bantu aku melewatkan segala proses dan perihnya. Tolong kuatkan aku. Tolong tetap motivasi aku. Dan tolong jadikan kekuranganku sebagai anugrah utk dia. Untuk siapapun dia. Karena aku sama seperti dia, menginginkan yang terbaik, jadi tolong agar ketika dia kembali aku bisa tunjukin versi terbaik yang aku punya. "
          "Jujur, sy kaget".
          " Tolong mas, tolong jangan di akhiri. Aku minta maaf klo mengecewakan. Aku minta maaf klo kamu merasa aku tipu, karena itu juga aku ga pernah kasi tau identitas ku, aku minta maaf mas, tapi tolong jangan di akhiri, klo memang harus berakhir, biar Allah aja yang memutuskan, ntah aku yang akan duluan pulang atau kamu, tapi tolong jangan di akhiri mas. Aku menyesal. Aku minta maaf. "

RayA191

Mulut ini rasanya pengen bilang, gapapa cerita aja, gapapa nangis aja, gapapa minta satu pelukan, gapapa...
          Tapi kamu masih menutup mulut, tapi kamu masih menahan tangis, kamu juga masih berusaha berdiri, walau terombang walau lemah walau hampir runtuh,...
          Padahal aku dsini, aku ingin jadi pendengarmu, ingin memelukmu, meski sesaat dan pasti akan terlepas....
          
          Karena nya, kenapa aku tau? Disaat kamu bersikeras menyembunyikan?
          
          
          _sleepwelldz

RayA191

"Malam ini. Bermandikan sinar rembulan.
          Aku berjalan sendiri ditemani malam. 
          Berharap hujan tak basahi badan. Tapi harapan tinggallah harapan. 
          Tak pernah bisa sejalan. 
          Di tiap-tiap hembusan angin. Ku hitung jumlah kenangan di ingatan. 
          Sambil berpikir. Kenapa rindu ini tak masuk di akal".
          
          -Kata mu

RayA191

Aku. Dalam tatapan itu. 
          Seolah menyendu. 
          Ya. Waktu berjalan. Bahkan berlari begitu kencangnya. 
          Lagi. Ku pandang potret itu. 
          Bukan aku. Bukan jiwaku yang ada disana. 
          Ntah kemana perginya dia. 
          Tolong pulang. 
          Tolong ikuti cahaya di depan. 
          Tolong lihat sekeliling. 
          Jangan lagi terjatuh, jangan lagi terisak, dan jangan terus meringkuk begitu dalam. 
          Datanglah. Datang kembali pada diriku. 
          Aku menunggu. Menunggu setiap detik yang terlewat. Menunggu kepulanganmu. 
          Biarlah kita sendiri. Maka bersatulah. Jangan lagi tinggalkan aku. 
          Aku rindu. Aku rindu pada tawa cerah itu. Aku rindu pada senyum serta pelukan hangat itu. 
          Datanglah. Kembali lah kumohon. Kembali peluk diriku yang sepi ini.

RayA191

"Kenapa kita harus berpisah?".
          Bayang-bayangmu menjawab, pada apa yang kini terlintas dibenakku, " Karena kita pernah bertemu, lantas bersatu".
          "Lalu-" Rasanya masih begitu sesak,
          Tapi aku melanjutkan, " Kenapa saat itu kita bertemu?"
          Dan, lagi. Kau menjawab, masih tetap pada senyum dalam lintas benakku "Karena, kau tahu?" Matanya menutup, sementara tarikan nafasnya lebih ringan, kamu melanjutkan, "Karena ternyata, hal indah itu adalah kita, dan rangkaian memori dari waktu yang kita cipta".

RayA191

Nafasnya tertatih.
          Detaknya melemah.
          Denyutnya akan habis oleh waktu.
          Terkikis pada masa dan memori.
          Hingga tak ada lagi yang ingin dijumpai.
          Tak ada lagi alasannya tuk bertahan. 
          Walau selangkah. Walau pada detik yang pernah ditunggunya.
          
          Dulu. Janji itu masih di genggamnya erat.
          Dulu. Janji itulah alasan nya bertahan.
          Lalu.
          Segalanya pudar. Janjinya sudah dilepas. Bahkan sebelum dia sempat bertatap.