Jalan terus dilalui mesin beroda,
bertambahnya populasi manusia, meningkatnya rongsokan besi karatan
di atas keramik, dibawah genteng merah
di sini, sekumpulan manusia duduk termanguh mengikuti kehendak nafsunya
nampak bersih dari luar dan cerminan dari luar
menghempaskan tubuh diatas lembaran busa empuk
menatap ribuan kerumunan semut bak menggotong gula yang diperebutkan namun tak dianggap
ditemani deru dinamo yang tak henti mendinginkan suasana
didukungi oleh rintik air yang melegakan dahaganya hara bumi
diramaikan rajutan kapas yang tergeletak kering oleh pancaran sumber energi bimasakti
namun itu semua kentara dari sosok gubuk yang berkerubung pengurai bangkai ...