Rikhairi

"Kenapa kamu selalu insecure sih An, apa yang kurang dari kamu. Kamu dengan pendidikan yang hebat banget, kerjaan juga dosen. Keluarga juga dari keluarga baik-baik."
          
          "Itu semua ngga cukup untuk menyatukan dua keluarga Rin, lagian dari aspek mana yang kak Abian suka dari aku. Aku yang ngga ada lebihnya. Kamu tau Rin, kalo ada orang yang mau lebih mengenal aku, aku lebih memilih untuk menghindar. Bukan karena aku sombong atau apa, aku cuma tau diri, kalo ngga ada hal hebat yang bisa aku bagikan ke dia. Hidupku flat banget, kamu tau juga ekonomi keluarga ku juga pas-pasan. Jadi, kalo ada orang yang mau lebih mengenal aku, aku malah kasian sama dia. Ngga sebanding aja menurut ku Rin." Ini adalah salah satu hal yang membuat ku menjauh dari semua orang, bukan mauku, tapi inilah aku.
          
          Yuk langsung baca!!!
          
          https://www.wattpad.com/story/334568037?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=story_info&wp_page=story_details_button&wp_uname=Rikhairi&wp_originator=kibngYHmgQuv0Qd28bGK0OJ6W9wsVQYlkC4I1tBQuqJXJQfnSENhsNpkbE0kfijl%2FNXholY73uMyUMbxGRjutm9XEtnBH2AhzZiG2G%2BVx5yAjAzS4r7Zb59gGGdldAZM

gandigandi57

Hallo, ini Biya. Khaliluna Anbiya. 
          Gadis lapuk di awal 30-an tahun yang masih enggan melepas masa lajangnya.
          
          Siapa peduli kalau orang-orang menyebutnya perawan tua? Mereka bahkan tak segan-segan menjadikan Biya sebagai pusat bisik-bisik dan perhatian.
          
          Tapi bagi Biya semua itu nggak penting. Toh gadis yang sudah menginjak umur kepala tiga itu selalu berprinsip "Selagi gue bahagia, persetan sama omongan orang."
          
          Begitulah sekiranya keyakinan teguh yang selalu Biya pegang. Lagipula nggak ada yang salah dari hidupnya. Lajang itu bukan AIB. Lajang jaman sekarang itu trendi. Right?
          
          Tapi kehidupan Biya yang terbilang aman dan bebas hambatan itu seketika jungkir balik saat Om Bagas memintanya mengisi posisi sekretaris menejer baru yang sekarang tengah kosong.
          
          "Aargh! JINGGA SIALAN!"
          
          .
          
          Askara Jingga. Bujang. 27 tahun. Songong, sombong, minus etika - dan anggap saja bisu. Tipikal bos-bos rese yang hobi menyiksa bawahan. Selalu sengit tiap kali menatap keberadaan Biya.
          
          Bagi lelaki blesteran Korea dan setengah surga itu, sosok Biya sudah seperti sumber dari segala macam masalah dan kesialan.
          
          "Kalau kamu manusia yang punya etika, kamu pasti tau namanya hukum timbal balik."
          
          Sial! Apalagi yang bisa Biya lakukan untuk mengembalikan hidupnya ke posisi semula - terbebas dari segala keruwetan ini? Kalau sepanjang hari dia harus berurusan dengan makhluk minus etika seperti Askara Jingga?
          
          Dibaca dulu gess..
          Pelan-pelan, tarik napas..
          Simpang di daftar bacaan..
          Tungguin notifikasi update..
          Siapa tau suka :)
          
          https://www.wattpad.com/story/234309515-ending-choice

Sabithatha

Tugas akhir masa kuliah yang ditempatkan di desa terpencil membawa malapetaka bagiku.
          
          Sebuah adat mengantarku untuk menikahi seorang gadis yang tak kukenal siapa dia.
          
          Aku benci! Ini sebenarnya tidak akan terjadi jika tradisi sialan itu sudah dihapus di zaman modern seperti ini.
          
          Lebih parah lagi, aku harus membawanya pulang ke ibu kota. Jelas, dia akan sulit diterima oleh kakekku yang bergelimang harta.
          
          Klik gambarnya agar mudah sampai ke cerita. Selamat membaca, Kak.
          Real account: MokaViana https://www.wattpad.com/story/98426101?utm_medium=link&utm_content=story_info&utm_source=android

SriKaya5

Hallo, Kak, salam kenal.
          Aku mau recomen  cerita ini.
          Kisah Mahaprana Sultan--cowok asal Banjarmasin yang selalu mengaku sebagai orang kaya dan sedikit mesum--bretemu  dengan Yasmin--si cewek miskin yang berharap daoat jodoh orang kaya.
          
          
          Genrenya Romance -Comedy.
          
          ♡♡♡♡
          
          Ran menunduk. Sebenarnya kasihan juga dia. Mungkin benar kata Mas Agung, hidup Ran penuh tekanan. Makanya jadi banyak halu.
          "Ya udah, deh, jangan diambil hati," bujukku padanya.
          "Gak, kok," jawab Ran. "Aku cuma kepikiran, apa bener keluargaku udah nggak ada yang peduli denganku."
          Ran mendesah. "Apa mereka gak anggap aku sebagai keluarga lagi?"
          "Mungkin enggak. Siapa tau mereka lagi cari kamu, tapi belum ketemu.
          "Oh!" Ran mengangguk. "Misalkan keluargaku, udah nggak anggap aku lagi, kamu mau nggak jadi keluargaku?"
          
          Aku tersenyum. "Pasti. Kita semua udah anggep kamu keluarga."
          "Bukan. Aku tuh, maunya membina keluarga bahagia bersama, gitu."
          Aku bingung dengan maksud Ran.
          "Maksudnya menciptakan generasi penerus yang tampan dan cantik."
          Aku menghela napas dengan kasar. Anak ini! aku membatin. Kucopot sandal, lalu kutampol dia. Kebiasaan, otak mesumnya itu nggak pernah dibuang.
          
          
          Klik saja
          
          https://my.w.tt/X5zdVgYWE1