Bagi Jingga, Mega adalah kanfas putihnya. Tempat ternyamanya melukiskan senyum juga berbagi kehangatan melalui semburat fajar maupun senja.
Namun, tidak dengan Mega yang menganggap Jingga hanyalah teman yang setia bersamanya menyusuri lorong panjang sebuah penantian penuh kerinduan. Dan membangkitkannya ketika kenyataan tidak sesuai seperti apa yang diharapkan.
Kalau tertarik, yuk baca cerita ku
https://my.w.tt/RGEz7HQ2CW
Semoga suka...
Feedback? ask aja
Terimakasih ^^