Excuse me, maaf mengganggu jika ada waktu mampir yuk ! Siapa tau suka:) Thank you!
•
Mata Mard perlahan kembali terbuka, napasnya masih tak teratur, kerongkongannya terasa benar-benar kering. Seakan dirinya kini berada di gurun sahara, tapi sepertinya keadaan yang menghampirinya lebih berbahaya dengan gurun sahara.
Dea berdiri di hadapannya, kemudian berjongkok menatap Mard yang kini sangat tak berdaya. "Ternyata alasannya memang seperti itu ya?" tanya Dea kemudian ia melambai-lambaikan buku milik Mard yang ada di tangannya di hadapan wajah Mard.
Menelan ludahnya saja kini ia tak bisa, yang ada hanya rasa asin dari darah yang keluar dari bibirnya yang lebam karena bibirnya robek. "A–aku hanya i–ingin kau men–jadi pene–rus ku–hoeek!" Dea tersenyum getir saat mendengar perkataan yang keluar dari mulut Mard.
"Lalu kenapa kau begitu brengsek? Membuat kehadiran ku seakan tak pernah di inginkan." Fio menanti jawaban dari mulut Mard yang kini terus mengeluarkan darah segar, seluruh tubuhnya telah memucat.
"Aku me–mang me–nginginkan mu, bu–kan E–ric."
BHUG!
"NGOMONG SEKALI LAGI BRENGSEK!" Pemuda itu ternyata di sini, menatap nyalang Mard. Tangannya terulur meraih kerah Mard yang telah robek, memperlihatkan dada bidangnya yang memar karena tendangan Berthon.
"JANGAN BILANG NYOKAP GUE MATI KARENA LO JUGA?!" Mard mengangguk pelan, mau berbohong kini juga tidak ada gunanya. Biarkan putra tak di inginkan itu mengetahuinya dari dirinya, dari pada dari Bella.
"LO EMANG BRENGSEK!"
•
Lanjut yuk:)
https://www.wattpad.com/story/251846710?utm_medium=link&utm_content=story_info&utm_source=android