Permisi mau Promosi, boleh ya…
----
Kasian ya Kinar, nggak tahu apa-apa, tiba-tiba aja dituduh membunuh. Hmmmm
-------potongan cerita-----
Setelah melalui proses interogasi yang panjang dan melelahkan, tenagaku sudah habis ketika mereka memutuskan untuk memulangkanku. Mereka memaksa untuk memeriksa keuanganku, dengan senang hati kuberikan. Apa yang bisa diselidiki dari rekening bank yang hanya berisi dua juta rupiah. Satu-satunya transaksi yang terjadi di sana hanyalah kiriman masuk gajiku yang sebesar empat juta rupiah dari Wmart.
Lalu aku kembali dipanggil ke ruang interogasi, mereka memintaku menandatangani berita acara pembebasan. Aku hampir bersujud melihat dokumen itu.
"Jangan senang dulu. Kami tidak akan membiarkan mu leluasa sesuka hati. Kamu akan terus diawasi Kinar," bisik Aryo dengan saura dingin.
Aku menghela nafas, mana kehidupanku yang dulu.
Sudahlah, ini semua lebih baik daripada aku bermalam di sel yang dingin tanpa diberikan selimut dan bertemankan satu laba-laba yang membuat jaring ditempat itu.
"Keluarga Adi Wilaga percaya bahwa kamu tahu dimana Purba bersembunyi."
Aku menggeleng lemah "Kalian bisa membunuhku sekarang dan dijamin kalian tidak mendapatkan apapun. Aku tidak menyembunyikan apapun. Aku mengatakan yang sejujurnya pada kalian. Tadi malam kalian memakaikan lie detector padaku. Lihat sendiri mesin itu pun menunjukkan aku telah berkata jujur." Lelah membuat ku ingin menerabas segalanya. Takut dan tertekan tidak ada artinya lagi. "Aku orang biasa saja. Salahku hanya tidak mengenal laki-laki yang kucintai. Aku bekerja setiap hari tanpa hari libur karena ingin upah lebih untuk biaya rumah sakit ibuku. Aku menanggungnya enam tahun, seorang diri...." Aku tidak bisa lagi menahan air mataku
"Tuhan aku bosan sekali dengan cerita sedih dan air mata." Aryo memutar bola matanya terlihat suntuk.
---------------------dipotongpaksa-------
https://www.wattpad.com/1368240098-kekasih-seorang-pembunuh-1-pacar-pengangguran