bantubaca01

"Nah beb, karena sekarang kamu sudah tahu, jangan bilang siapa-siapa ya soal ini. Biarlah hoax ini hanya kita berempat yang tahu kebenarannya. Raffi, aku dan Anton, kita bertiga tak lagi mempermasalahkannya." Bagas memandang penuh harap pada Sylvia.
          "Malahan berkat kebohongan Gizel kupikir sekarang Raffi beneran deh jadi temen dekatnya Gizel." Celetuk Anton dengan nada canda berusaha menggoda Raffi.
          "Apaan sih!" Dengus Raffi mendorong bahu Anton. 
          "Tenang saja, tak mungkin aku membocorkannya pada orang lain. Lagipula aku juga setuju jika kak Raffi beneran jadi teman dekat kak Gizel." Sylvia mendukung gurauan Anton.
          "Ya ampun kalian ini. Kutegaskan ya aku hanya temenan biasa sama Gizel. Tidak lebih!" Raffi cemberut.
          
          Mau baca lebih lanjut? Silahkan ya mampir di karyaku :)
          Mudah2an kamu suka. Jangan lupa beri vote dan komen ya. Jika suka dan cocok dengan kriteria ceritanya, jangan lupa masukkan juga ke dalam daftar perpustakaan serta list baca kamu :)
          Judul : Surat Cinta Pertamaku
          Genre : Fiksi remaja
          Status : On-Going
          https://www.wattpad.com/story/266989989-surat-cinta-pertamaku

natzyaa

Permisi kk, sebelumnya maaf menganggu. Disini saya ingin mempromosikan cerita karya saya. Jika ada waktu luang silahkan baca:) Jangan lupa voment. THANK YOU♡(> ਊ <)♡
          
          # POSESSIVE ARVIN
          
          ***
          
          "Heh cewek belagu! lo harus tanggung jawab!"
          
          "Gampang, ntar gue cuci"
          
          "Bukan itu, kalau cuci doang mah gue bisa.. tinggal nyuruh pembantu, kelar kan. Tanggung jawab lo, lo harus jadi babu gue selama yang gue mau"
          
          Mata gadis itu terbelalak. "WHAT! ogah! mending gue pergi"
          
          Arvin menarik kerah belakang gadis itu sambil tersenyum penuh arti. "Lo gak bisa nolak, kalo lo nolak gue bakal kasih lo hukuman yang nggak akan pernah lo lupain"
          
          Gadis itu membalikkan tubuhnya. "Apa" menatap Arvin tanpa rasa takut.
          
          Arvin mendekatkan wajahnya pada telinga gadis itu. Membisikan sesuatu yang membuat tubuh menegang.
          
          "Ciuman, mungkin"
          
          ***
          
          https://www.wattpad.com/story/260263878?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=story_info&wp_page=story_details_button&wp_uname=natasya03_&wp_originator=LjqWlaB0kOZLQiPEc2hJzJgn0rcxw3NmGkR9MgrBB8hBSuBbygV0YF3BElJAmMny%2FQWaVqZ9Je5uXMm2r6sMIBSmljzyDj83q770dMcVfegzXITvJEsSgmRVtky5Fvtb

Chimonaysi