Sabian_Sr

Masih musim ya temen makan temen wkwkwk

Sabian_Sr

Aku menulis ini ketika daun-daun waru berubah sewarna sendu. Kecupan bibirmu pada dahiku masih menyisakan kelu. Aku akan kau tinggalkan lagi. Untuk kesekian kali kata pamitmu menggores catatanku. 
          Pergilah sayang. Kembalilah ke dunia yang memilikimu. Akan kuingat tentangmu. Akan kutulis rasa cinta ini menjadi sebuah cerita. Biarlah nanti yang membacanya mengira-ira apakah ini nyata. 
          Pergilah sayang. Tak usah kembali lagi. Aku telah memahami sesuatu. Rasa kehilangan ini tidak kuanggap sebagai derita tetapi bahagia. Kehadiranmu adalah hal terbaik dalam hidupku.
          Daun-daun waru telah berubah warnanya ketika aku selesai menulis cerita tentang kita. Ranting yang menopangnya menggeliat resah. Ini belum masanya berganti warna. Terlalu cepat. Daun-daun waru menunduk muram. Sesaat lagi raja kelana datang kepada kita. Siapa yang akan dia pilih. Aku atau daun-daun muram itu.
          Akhirnya, tiba saat yang dinanti. Daun-daun muram itu memeluk ranting erat-erat seolah tiada ingin berpisah. "Kami masih ingin di sini, melihat mentari dan rembulan.  Menyaksikan kehidupan di bawah kami. Belum saatnya kami melepas diri dan jatuh ke bawah menjadi puing-puing." 
          Daun-daun itu tersedu dan terisak. Aku terhanyut sendu. Biarlah aku mengajukan pilihan untuk kali ini. "Raja Kelana yang mulia, ambilah aku.  Meski tidak sempat terucap salam pamit pada sang pujaan hati, pada daun-daun waru aku menitip sebuah cerita sebagai jawaban atas keputusanku ini ...."
          *

Sabian_Sr

@ Hwang_hon hahaha kirain apa hm
Reply

Yuu_gure

@ Sabian_Sr  Alamak,kirain
Reply

Sabian_Sr

@ Hwang_hon eh ngapain ikutan sedih orang itu penggalan novel,.copas aja wkwkwk
Reply

Sabian_Sr

Gelapnya malam hadirkan terangnya sinar rembulan
          Bintang pun berpendar menyumbang cahaya gemerlapan
          Hai engkau sang penjaga pualam
          Kutitipkan salam teruntuk kekasih tersayang
          Oh sang malam salurkan salam sayang untuknya seorang