Ranjang putih itu melesak ketika ia membaringkan tubuhku.
Masih dengan ciuman panas kami tanpa ia melepas saat menuju kamar.
Ia menindihku, tubuhnya terasa hangat dan kokoh.
Aku mempererat pelukanku di lehernya.
Perpindahan kalor dari tubuhnya terasa begitu cepat, meski kemeja yang ia kenakan belum sepenuhnya terbuka.
Pakaianku telah tanggal, tersisa hanya hotpants dan lace braletteku.
Kepala ku masih terasa pusing karena pengaruh alkohol tadi.
Tapi dengan seperti ini, aku bisa lebih menikmati gairahku yang memuncak dan tak tertahankan.
Malam ini aku menjadi si Satir.
Bibir tebal itu ku bungkam dengan lumatan luar biasa.
Segala tuntutan dan beberapa kekesalan atas dendam yang telah lama bersemayam kulampiaskan pada setiap pagutan.
Meski tubuhku terasa telah diremas oleh ratusan kupu-kupu yang hinggap, terbang dengan brutal kesana kemari, aku berusaha mendominasi pria diatasku ini.
Terlalu nikmat, hingga kehilangan akal dan aku melupakan segalanya.
Persetan dengan segala traktat terikat itu,
Komitmen?
Aku akan membicarakannya nanti.
Ada hal yg harus aku selesaikan.
Ini utama!
Bahkan hingga kini aku masih meraguinya yang mencintaiku.
Dia saja seolah enggan menyentuh.
Iya, aku melanggar segala batasan.
Berlari jauh pada belantara penuh angin ribut yang menghalangi setiap jalanku.
Aku berlari, menjauh, pergi dan terus menambah kecepatanku.
Disini, dengan pria yang masih stagnan pada dunianya,
Aku singgah.
Pria yang salah.
Saat kekasihku masih setia menanti kepulanganku di rumah.
Tidak lama, mungkin hanya sebentar.
Saat semua tujuanku tercapai.
Saat semua dendam terbalaskan.
Maka semua akan kembali, seperti semula.
Tunggu aku, sayang.
HAI... JANGAN LUPA MAMPIR DI WORK KU YA... HOPE YOU CAN LIKE THIS
https://www.wattpad.com/story/210355230