Saras_Patricia

Uhuy, FHIM balik publish sampai selesai di waty~

MaulidyaAprianti

Halo, Kakkk!!
          Apa kabar hari inii?
          
          Aaa saya bersyukur bgtt krna udah slsai baca FHIM •́⁠ ⁠ ⁠‿⁠ ⁠,⁠•̀ bgus bgtttttt!!!!!
          
          Kok bisa se-keren itu sedikit yg baca?!!
          Padahal bgus bgt Ó⁠╭⁠╮⁠Ò
          Suka bgt sm karakterny Azael♡
          
          Smgt trus ya, Kak <3
          Di tunggu update nyaa!!!!
          
          Jgn lupa jaga kesehatan juga, ya! <3
          Sehat-sehat terusss ♡

Saras_Patricia

@MaulidyaAprianti hehe, makasih Kak Maulidya~
Reply

Saras_Patricia

Saras_Patricia

“Kalau Tuan mau obat menjadi racun, Tuan bisa menambah dosis bahannya.”
          
          Keduanya berpaling ke sumber suara halus di belakang punggung mereka. Ternyata sosok anak kecil yang ditutupi topi besar sampai menutupi setengah wajahnya. Anak itu juga memakai jubah abu-abu lusuh kebesaran dan dia bertelanjang kaki. 
          
          “Atau, Tuan sekalian saja ganti obatnya. Tidak semua berbau medis menyelamatkan nyawa,” tambahnya
          
          ***
          
          Halo! Hehe maaf membuat kalian menunggu kawan~
          
          SME malam ini akan di UP sesuai jadwal normal, maaf sebelumnya jadi telat posting (ᗒᗣᗕ)՞
          
          Btw, aku ada terbitin karya lagi di Karyakarsa. Mari mampir gengs~
          
          
          
          https://karyakarsa.com/SarasPatricia/the-revenge-bab-1

Saras_Patricia

"Aku sakit, Ela."
          
          "Iya, tahu. Lepaskan dulu, aku mau mengambil air."
          
          Namun, Azael sama sekali kekeuh menahannya. Ia menarik tubuh Elora sampai gadis itu jatuh terjerembap kembali berbaring di sampingnya. "Azael." Sekali lagi, balasan Azael justru membawa Elora ke pelukannya. 
          
          ***
          
          Yang kemarin pada nungguin FHIM Side Story, maaf baru muncul sekarang ~
          
          https://www.wattpad.com/story/334206828

Saras_Patricia

“Luruskan ekormu, Thea. Kibaskan pelan, anggap tubuhmu mengambang.”
          
          Thea memejamkan mata erat-erat. Tubuhnya terlentang menghadap atas dan kepalanya sudah menempel dekat lengannya bertopang. Ekornya ia luruskan, menganggap kakinya tetap ada di sana membantu tubuhnya bertahan. 
          
          ***
          
          Guys cek di link bawah ya. Ada cerpen karyaku berjudul One Night, I Dreamed That I Was a Mermaid
          
          
          https://www.wattpad.com/story/317336671