Kalau dipikir-pikir, semua terjemahanku memang hanyalah lanjutan dari yang sudah ada, ya. Tapi itu tidak masalah, karena menurutku tetap menyenangkan untuk dikerjakan.
Selain itu, penggunaan bahasa informal dalam kosakata aku–kau memang sengaja kuterapkan ke semua percakapan dialog antar karakter. Kalau ditanya kenapa, alasannya sederhana: rasanya cukup merepotkan kalau harus terus mempertimbangkan kapan harus memakai bahasa formal atau informal.
Tentu saja, terjemahan yang kusajikan tetap mengikuti kaidah EYD dan PUEBI supaya lebih nyaman dibaca, termasuk penggunaan tanda baca yang tepat. Oleh karena itu, jika ada kesalahan, halaman yang teracak, atau bagian yang sulit dipahami, tolong beri tanda agar bisa segera diperbaiki menjadi lebih baik. Terima kasih!