SkySal_Alfaarr

Bab baru udah up.
          	
          	Masuk!" seru Sera yang membuat Shawn benar-benar merasa ingin meledakkan rumah itu. "Masuk, Shawn!" ulang Sera santai, seperti memanggil teman dekatnya.
          	
          	"Ya Tuhan, iblis kecil ini sepertinya terlepas dari neraka saat penjaga sedang lengah," batin Shawn
          	https://www.wattpad.com/story/346639078

SkySal_Alfaarr

"Matanya besar, alisnya hitam, hidungnya mancung, bibirnya ... seksi." Sera senyum-senyum sendiri seraya menggambar wajah pria yang telah menolongnya saat di restaurant. Ketampnannya membuat Sera terpesona, bahkan sampai tidak bisa tidur karena terus terbayang dengan wajah bak dewa yunani itu. "Aku harus menemukan pria itu apa pun caranya!" https://www.wattpad.com/story/346639078

SkySal_Alfaarr

"Mama kamu mau minta maaf, Arzu," kata Azam dengan lembut.
          
          "TERLAMBAT!" bentak Arzu dan bersamaan dengan itu air matanya kembali tumpah. "Dulu aku nungguin dia berbulan-bulan." Arzu menyeka air matanya.
          
          "Setiap hari aku duduk di pintu sambil terus menatap pintu gerbang, aku nungguin dia datang. Apalagi papa sibuk terus di kantor, Kak David nggak pulang-pulang. Tapi dia nggak datang, nggak pernah datang walaupun cuma sekali."
          
          Tangis Arzu semakin pecah, tapi dia mencoba menahannya.
          "Aku juga sampai bawa telfon rumah ke kamar, aku pikir dia akan menghubungi aku dan nanyain kabar. Tapi dia juga nggak menghubungi aku sama sekali, ternyata dia sibuk ngurus pernikahan sama selingkuhannya, setelah itu mereka pergi bulan madu. Padahal, kami ... masih sakit. Tapi dia berpesta. "
          https://www.wattpad.com/story/343644336

SkySal_Alfaarr

"Ada calon suami kamu di depan, Sayang."
          
          Arzu mengernyit bingung mendengar apa yang dikatakan oleh Tante Ayu. "Calon suami siapa?" tanyanya dengan dahi yang berkerut.
          
          "Ya calon suami kamu - Azam," jawab Tante Ayu yang langsung membuat Arzu menepuk jidatnya sendiri.
          
          "Aku lupa kalau punya calon suami," ujar Arzu. Intan dan Tante Ayu yang tadi sedih melihat Arzu sedih, kini seketika mereka tertawa geli. Bisa-bisanya Arzu lupa bahwa ia sebentar lagi akan menikah, pikir kedua orang itu.
          
          "Ya sudah, temui dulu gih!" seru Tante Ayu kemudian. Namun, bukannya keluar dari kamar Intan, Arzu justru naik ke atas ranjang dan menyembunyikan diri di bawah selimut.
          
          "Nggak mau, Tante, bilang aja aku nggak ada di sini!"
          https://www.wattpad.com/story/343644336

SkySal_Alfaarr

"Mama dengar kamu mau menikah, jadi Mama mau ngasih kamu hadiah. Tadi Mama sudah ke rumah, tapi kata Bibi, kamu sudah pergi."
          
          Arzu langsung tersenyum sinis, membuat hati ibunya semakin teriris pedih, tapi ia mencoba menahan.
          
          "Kamu mau kasih hadiah, ya?" tanya Arzu sembari tersenyum miring.
          
          Kamu, panggilan itu sangat menyakiti hati seorang Ibu, dan Arzu selalu menunjukkan bahwa dia sudah enggan memanggilnya Mama.
          
          "Iya," jawab Mama Irene dengan cepat. "Kamu mau hadiah apa, Sayang?" Ia menatap putrinya dengan penuh kerinduan.
          
          "Jangan pernah muncul di hadapanku lagi meskipun di hari kematianku, apalagi di hari pernikahanku. Itu adalah hadiah yang aku mau. Bisa kamu berikan?"
          
          DEG
          https://www.wattpad.com/story/343644336

SkySal_Alfaarr

"Syarat kedua, aku nggak mau tinggal sama mertua!"
          
          "APA?" semua orang memekik secara bersamaan. Bahkan, Azam langsung menelan ludahnya dengan kasar karena apa yang Arzu minta itu sama saja seperti memberi pilihan untuk memilih antara istri dan ibu.
          
          "Arzu?" lirih Papa Aji yang sudah tidak mengerti lagi dengan isi kepala Arzu. "Kenapa begitu?"
          
          "Kata orang, tinggal sama Ibu mertua itu nggak enak," celetuk Arzu dengan jujur. "Dan aku mau hidup tenang, yang enak, nyaman."
          
          Calon ibu mertuanya itu hanya bisa melongo, otaknya tiba-tiba blank. Azam pun tak bisa berkata-kata, apalagi ia tidak pernah berpikir akan tinggal berpisah dari ibunya setelah menikah. Bahkan, Azam ingin tetap tinggal bersama sang Ibu karena dia anak pertama, menggantikan posisi sang ayah menjaga keluarganya.
          https://www.wattpad.com/story/343644336

SkySal_Alfaarr

"Jadi bagaimana, Arzu? Apa lamaranku diterima?"
          
          "Iya, Om. Diterima kok," jawab Arzu sambil tersenyum lebar. Azam pun juga tersenyum senang, hatinya berbunga-bunga hingga tiba-tiba Arzu kembali berkata, "Tapi ada syarat dan ketentuannya, ya. Kalau nggak bisa dipenuhi aku nggak mau menikah sama Om ustaz!"
          
          "Hah?"
          
          "Apa maksudmu ada syarat dan ketentuannya, Arzu?" tanya Papa Aji dengan lembut, meskipun sorot matanya jelas terlihat kesal sekaligus cemas. Sejak tadi, gadis itu membuat jantungnya berdetak sangat cepat, ia takut akan terkena serangan jantung jika Arzu kembali berulah.
          
          "Biar rumah tangga kita nanti nggak ada masalah, Pa," jawab Arzu dengan santai.
          https://www.wattpad.com/story/343644336

SkySal_Alfaarr

"Kamu baru bangun tidur, Arzu?" tanya calon ibu mertuanya itu tanpa basa-basi.
          
          Bagaimana dia tidak bertanya begitu, Arzu memakai piyama.
          
          "Nggak kok, Tante, aku sudah bangun pagi hari ini karena kalian mau datang." Arzu menjawab dengan jujur sembari mendekati para tamunya itu.
          
          "Terus kenapa kamu pakai piyama, Arzu?" desis David. Papa Aji pun tampak terkejut melihat melihat penampilan putrinya.
          
          Arzu memakai celana panjang yang longgar, bajunya juga lengan panjang dan longgar dengan motif hello kitty.
          
          Azam yang melihat penampilan calon istrinya itu hanya bisa meringis, tapi itu juga membuatnya menahan senyum geli.
          Gadis normal mana yang menemui calon suami dan keluarganya dengan memakai piyama?
          
          "Kata Papa harus pakai baju panjang dan longgar."
          
          Papa Aji langsung menatap David dengan tatapan putus asa.
          Sementara Azam, Ummi dan Om-nya hanya bisa tercengang. Tak tahu harus berkata apa setelah mendengar jawaban Arzu.
          https://www.wattpad.com/story/343644336

SkySal_Alfaarr

"Ya udah deh, aku mau. Dari pada nanti Papa keburu mati beneran!" cetus Arzu yang membuat Papa Aji dan David tidak tahu haruskah merasa senang atau marah.
          
          Mereka senang mendengar jawaban Arzu yang mau dijodohkan dengan Azam tapi mereka juga kesal medengar kalimat terakhir gadis itu. Yeah, setidaknya mereka sudah mendapatkan jawabannya sekarang.
          
          "Benaran?" tanya Papa Aji ingin memastikan.
          
          "Nggak akan berubah pikiran?" David juga bertanya sambil menelisik wajah sang adik.
          
           "Kalau kamu menikah sama Azam, kamu akan tinggal di desa loh nanti."Arzu mengangguk sembari memeluk ayahnya kembali.
          
           "Kalau Papa bilang om ustaz adalah pria baik, aku yakin dia memang baik meskipun tinggal desa pasti akan sangat membosankan."
          https://www.wattpad.com/story/343644336

SkySal_Alfaarr

"Aku beneran nggak melamar anak orang, justru aku yang dilamar." Azam setengah merengek, apalagi baru sekarang seluruh keluarganya dengan kompak menuduhnya berbohong.
          
          "Benar?" tanya sang Ibu, menatap Azam dengan serius.
          
          "Iya, Ummi, aku nggak bohong," tegas Azam.
          
          Semua orang saling memandang, dan tentu mereka masih meragukan keaslian dari cerita Azam.
          
          "Ooh, aku jadi teringat dengan kisah Sayyidah Khadijah yang melamar Nabi," ujar Hafsha tiba-tiba. "Kalau memang Kak Azam yang dilamar, pasti wanita itu pemalu dan pendiam ya, Kak?"
          
          Pemalu dan pendiam?
          
          Azam banyak bertemu orang selama 30 tahun hidup di dunia, dan baginya, tidak ada yang lebih absurd dari Arzu.
          
          "Dia ... bukan wanita pendiam," cicit Azam. "Dia sangat aktif, bukan gadis pemalu dan ...." Azam menggantungkan kata-katanya, teringat kembali saat Arzu pergi tengah malam tanpa rasa takut. "Dia juga gadis yang pemberani."
          https://www.wattpad.com/story/343644336