Hi, Taki di sini!
Ah, sekarang ini Taki sedang menghela nafas!
Sejak beberapa hari lalu, ibunya Taki ingin sekali jika Taki berkenalan dengan anak dari temannya. Bukan hanya itu, beliau juga ingin Taki berhubungan baik, dalam artian 'pendekatan' dengan anak lelaki temannya. Ugh, kalau mengarah pada pertemanan, Taki mau saja. Namun ibu bilang, ternyata anak lelaki temannya itu, memiliki rasa suka kepada Taki!
Ugh, kenapa?!
"Kakak memang sudah punya pacar?" Kala itu ibu Taki bertanya. Ini adalah pertama kalinya ibu bertanya soal pacar.
"Ada," jawab Taki sekenanya.
Ibu malah menghela. Posisi kami saat itu sedang bersantai malam. Taki sedang nonton sembari memakan camilan. "Zenal bukan pacarnya kakak. Ibu tau, kakak gak punya pacar," kata ibu.
Ya, memangnya siapa yang bilang jika makhluk emosian itu pacar Taki?
Jaenal, juga ada bersama kami. Saat itu dia datang karena diundang papa. Para pria hendak berbicara soal kolam ikan buatan. Jaenal yang sedang menonton bersama kami, dia langsung menolehkan kepalanya. Dan, tiba-tiba saja terkekeh pada ibu Taki.
"Bu, Taki mah gak mau pacaran," celetuknya. "Dia kan, sukanya orang Korean. Iya gak, Ki?" Dia menyenggol lengan Taki. Dan Taki mengangguk setuju.
"Kalau Zenal, suka Taki gak?"
Jaenal terkekeh lagi mendengar pertanyaan ibu. "Suka lah, Bu!" ujarnya.
"Kalau Taki ibu jodohin, gimana?"
"Sama Zenal, Bu?" Jaenal menunjuk dirinya sendiri. "Ya, mau lah!"
Sontak saja Taki menolehkan kepala. Mereka itu ribut sekali. Ibu dan Jaenal ini, sebenarnya mereka kenapa sih? Masa, malam-malam begini mengobrol hal yang aneh.
"Bukan sama Zenal. Anaknya teman ibu, dia suka sama Taki."
"Loh?"
"Iya, Nal. Anaknya baik banget, ganteng, taat beribadah, lagi."
"Zenal gak setuju Taki dijodohin gitu!"