Bahkan setelah semua ini, aku tidak pernah menyesali pertemuan kita kala itu.
Di setiap hitungan detik saat detak dari nadiku membuncah, tatkala ia berdebar karenamu—aku masih suka mengingatkan diriku, bahwa kemarin aku 'lah yang terlalu berani menjatuhkan hati.
Jika ada yang patut disalahkan mengapa lukaku teramat dalam, itu hanyalah wujud dari setiap harapan yang pernah kubangun terlalu tinggi; sampai hari ini.
Salah bila aku menerka, aku istimewa. Terlalu keliru bila aku mengaku, kau juga mencintaiku—sedalam aku mencintaimu.
Demikian itu kubiarkan kau pergi dariku hari itu, terlalu egois rasanya menahan seseorang untuk tinggal lebih lama—sementara meski saling hanya salah satu yang paling; hingga tidak ada jalan keluar yang tepat selain sama-sama berpaling.
Mari bekerja sama sekali lagi, berjanji untuk tidak mengusik dan kembali. Kau lanjutkan jalanmu tanpa aku, aku mulai berdiri dan belajar lebih baik mencintai diri sendiri.