Alowwimkhaii

haiii, izin promosii yaa kak
          
          https://www.wattpad.com/story/402164119?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=story_info&wp_page=story_details_button&wp_uname=Alowwimkhaii
          
          Perempuan adalah aset yang nilainya merosot setelah transaksi pembelian atas dirinya. Transaksi ini di sebut Pernikahan.
          
          Seorang gadis bernama Bulan Semesta menyaksikan bagaimana ibu dan kakaknya menjadi bukti nyata dari prinsip itu. 
          
          Bulan Semesta lelah menyaksikan para perempuan di sekitarnya menjadi properti. Hingga akhirnya ia memilih menjadi mahasiswa Hukum sebagai senjata yang ia yakini benar. Sebab, seringkali ia mendengar bahwa hukum memiliki tameng bernama perlindungan atas anak dan perempuan. Ia bertekad membatalkan kontrak kepemilikan yang ditandatangani oleh nenek moyangnya secara turun-temurun. Tentang bagaimana perempuan harus menghamba di bawah telapak kaki laki-laki. Tentang pernikahan yang menjadi perbudakan domestik berbungkus harga bernama mahar sebagai alat tukar.
          
          Langkah yang Bulan pilih tidak sepenuhnya sempurna seperti yang diberitakan. Di atas hukum yang adil, masih ada hukum tebang pilih yang dipelopori manusia. Di perkuliahan Bulan menemukan seorang Profesor bejat yang dilindungi institusi kampus atas kejahatan yang ia lakukan.  Hal ini menjadi representasi impunitas kekuasaan yang ia benci. 
          
          Bulan semakin menggila atas keadilan terhadap perempuan yang ia yakini layak mereka dapatkan. Tuntutan Bulan sederhana: Ia ingin mengklaim hak mutlak atas dirinya sendiri.
          Bisakah satu perempuan menang melawan seluruh sistem yang menganggapnya aset?

tideselune

Maaf mengotori wall nya kak, izin promosi ceritaku di sini ya. Terima kasih banyak!
          
          Sirena Soma, gadis muda yang tak pernah meminta banyak dari hidup, mendapati dirinya berada di tengah kisah yang, jika dipandang dengan jujur, lebih menyerupai tragedi daripada roman. Orang tuanya menuntut kesempurnaan, dan pacarnya yang, sungguh malang, baru saja ditemukan tengah menikmati perhatian sahabatnya.
          
          Namun, dunia tidak sepenuhnya gelap. Ketika ia menemukan pelipur lara dalam fotografi, Soma juga menemukan seseorang yang, secara tak terduga, melihat dunia melalui lensa yang sama: Manggala Hatta. Dengan sorot mata yang menyiratkan rahasia, Manggala memotret kehidupan dengan ketelitian seorang seniman, meski jelas ia menyembunyikan kerapuhan di balik senyumnya.
          
          Tentu saja, keduanya segera menemukan kenyamanan dalam satu sama lain, tetapi kenyamanan adalah hal yang rapuh, terutama ketika dihantam oleh kecenderungan Manggala untuk membayangkan segala bencana yang mungkin terjadi di masa depan. Dalam kisah ini, Soma mungkin akan belajar bahwa cinta tidak hanya soal memberi, tetapi juga keberanian untuk memperjuangkan sesuatu yang, meski sulit, terasa benar.
          
          https://www.wattpad.com/story/388389243?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=story_info&wp_page=story_details_button&wp_uname=tideselune