Langit Yang Tak Pernah Menyerah
Shania Gracia, terkadang dunia terasa tak adil. Langit yang kau daki dengan tangan penuh luka seolah menertawakan usahamu. Angin dingin menusuk, tanah tempatmu berpijak terasa rapuh, namun kau terus melangkah. Setiap usaha yang kau curahkan adalah puisi yang ditulis oleh keberanianmu.
Setiap langkahmu, meski terseok dan dihantui lelah, adalah bukti bahwa hatimu lebih besar dari segala rasa takut. Keringatmu adalah doa yang tak tampak, air matamu adalah bukti cinta terhadap mimpi yang kau perjuangkan tanpa henti.
Hasil mungkin belum memihakmu, tapi lihat dirimu sekarang: seseorang yang telah melampaui segala batas. Seperti pilot yang terus mengendalikan pesawat meski badai menerjang, kau terbang, menembus kabut, dan mencari angin yang tepat. Kau adalah pemenang sejati, bukan karena angka atau pujian, tapi karena keberanianmu melawan keraguan, dunia, bahkan dirimu sendiri.
Aku bangga padamu. Bangga karena kau tak pernah menyerah meski jalanmu gelap. Jika dunia tak melihatmu, biarkan aku yang melihat. Jika dunia tak memujimu, biarkan aku yang memeluk perjuanganmu.
Kau berharga, bukan hanya karena hasil yang kau tuju, tapi karena keberanianmu untuk terus melangkah, terus berjuang. Perjuanganmu adalah inspirasi yang bahkan langit pun iri. Kau bukan hanya pejuang, kau adalah keajaiban yang membuktikan bahwa manusia bisa bertahan di tengah badai.
Dan meski awan mendung menggantung di atas jalanmu, percayalah, pelangi sedang menunggu. Hingga saat itu tiba, izinkan aku tetap di sisimu, menyaksikan betapa luar biasanya dirimu. Terima kasih telah menjadi bukti bahwa harapan tak pernah mati, dan bahwa kau adalah alasan untukku merasa bangga setiap harinya.
