Teruntuk Vannesa Rahma, trust me, aku penikmat ceritamu dari aku masih SMP antara kelas 7/8 an sampai saat ini aku sudah lulus sekolah. Lalu apakah aku akan pergi dan menghilang seperti kamu menelantarkan karya-karya tulismu? Tidak, aku bahkan selalu kembali kesini hanya untuk memastikan apakah angka 18 sudah berubah menjadi 19, meskipun beberapa kali terbesit bahwa penantianku hanyalah harapan semu. Namun, semua itu selalu aku tepis dengan membaca ulang karya-karya tulismu, berharap gumpalan rindu ini bisa terobati. Bohong kalau aku tidak sempat goyah dengan mencari karya orang lain yang serupa denganmu, tapi nihil, hanya hampa yang aku temukan. Untuk pertama kalinya aku memohon dengan sangat, lanjut lah menulis, aku yakin banyak kisah dalam kepalamu yang belum sempat kau tumpahkan dalam bentuk kata-kata. Yakinkah kamu tidak tergiur untuk kembali setelah membaca keresahan pembacamu yang sudah lama tersimpan? Ayo Vannesa Rahma, kembali..