pawang ujan

Saking seringnya menulis kisah kasih orang lain. Kisah kasihku sendiri pun tak kunjung dimulai. Kini aku kan bertanya, "Wahai Dewi ku, Aphrodite. Kapan kisah ku dimulai?"

Seperti makan permen dengan tiga rasa. Rasanya tentu selalu berubah. Kadang manis, tak lama kemudian menjadi asam dan sampai pada tahap terbiasa sampai-sampai tidak merasakan rasa apa-apa. 

Lama tak berjua.
          Menulis bukan lagi menjadi tempat pelampiasan.
          Ada awal, ada akhir. Akhir kisah dariku seperti sulit untuk aku relakan.
          Hi, pawang hujan. Bagaimana rasanya menulis? Menorehkan perasaan di kertas kosong. 

bebas bernapas

Rasa berjalan di atas lautan 

Si bodoh, Ariel mengiyakan. Dalam kurun waktu tersebut ia berubah menjadi manusia, mencoba membuat manusia yang ia sukai menyukainya kembali. Namun banyak yang tak sesuai kehendaknya. Manusia itu tak kunjung menyukainya, Ariel kemudian mati dan berubah menjadi gelembung lautan.
          Si bodoh tak tahu diri itu akhirnya mati sia-sia. Entah di ingat atau tidak 

Ariel yang penasaran akan dunia atas keluar dari persembunyiannya. Nenek melarang, namun Ariel tak mendengar. Dia jatuh cinta kepada seorang pemuda. Tak di sangka, gadis tak tahu diri itu merengek kepada nenek, "aku ingin bersama manusia itu" 
          Entah itu kutukan atau sebuah berkah, nenek bilang, "jika manusia itu dapat menyukaimu dalam kurun waktu tertentu. Maka kamu bisa berubah menjadi manusia, namun jika tidak maka kamu akan mati dan berubah menjadi gelembung lautan" 

Sialan, si brengsek yang tiba-tiba datang dan merusak hari. Harusnya tidak terbuai dengan rayuannya. Bagaimana bisa aku begitu bodoh? 

"Putri Tidur Bodoh" 

Aurora terbangun dari tidur panjangnya. Kira-kira kenapa dia terbangun? Philip, sang pangeran dari negeri seberang. Katanya ia yang mencium Aurora, si putri tidur. Apakah benar bahwa mereka hidup bahagia? Atau hanya angan-angan dan taktik yang Philip buat?