PrimadonnaPinky

Rekomendasi konflik ringan:
          
          AYO GUYS MERAPAT!!! :) :) 
          
          Di LARANG BAPERR!!!!! 
          
          Cuplikan adegan maya and Bella:
           Aku mendekat lalu tersenyum ke arah Bella, "Sudahlah Bella. Lagian semua sudah terjadi kan? Ini sepenuhnya bukan salahmu. Yang penting sekarang kita harus kembali ke New York."
          
          Aku menatap Bella lalu Dewa bergantian. "Biar aku sendiri yang menjelaskan padanya."
          
          "Maya kau bukan hanya harus menjelaskan, kau juga harus bicara dengannya karena saat ini semua orang satu sekolah dan mungkin seluruh dunia sudah tahu status hubungan kalian," jelas Bella lagi. 
          
          Degh! 
          
          
          Klik tulisan di bawa ini guys:
          
          https://my.w.tt/kQcrJXufycb
          https://my.w.tt/kQcrJXufycb
          https://my.w.tt/kQcrJXufycb
          
          https://www.wattpad.com/story/222764444-cs-candu-sex
          
          
          
          
          

teddykencot

Salam kenal...
          ===============
          Suatu hari Rama pernah mengingatkanku bahwa orang hidup harus punya tujuan untuk diperjuangkan. Aku sadar aku terlalu lemah untuk itu dan aku tak setangguh Rama. Putus kuliah pun aku pasrah. Jadi aku cuma bisa berbisik di telinganya.
          
          "Tujuan hidupku adalah kamu. Aku ingin menjadi wanita yang akan mendampingi perjuanganmu."
          
          "Boleh kan Ram?"
          
          Rama tersenyum, matanya menggodaku. Tiba-tiba dia berdiri dan melompat dari rakit bambu yang kami tumpangi di Telaga Menjer. Byurr.
          
          "Perjuangkan aku!" 
          
          Tanpa pikir panjang aku segera ikut melompat sambil berteriak.
          
          "Aku datang!"
          
          Melihat polah kami berdua, Pak tua pengayuh rakit bambu itu seperti sedikit menyesali masa mudanya. Aku dan Rama tenggelam dalam telaga cinta.
          
          *******************
          
          
          Puisi Daun Tembakau
          
          Taukah engkau...
          Duhai gadis cantik pemetik tembakau
          Bayanganmu tak pernah mampu ku halau
          Resah ini selalu datang mengacau
          Petiklah… petik daun-daun rinduku
          Tak perlu kau pilah, karena tak ada yang layu
          Tak perlu kau pilih, karena semua warnanya tentangmu
          
          Rama oh Rama. Bagaimana aku tidak berbunga-bunga ketika suatu pagi dia membacakan puisi ini dihamparan ladang tembakau nan hijau. Mungkin dia bermaksud membalas puisiku waktu itu. Suara lantangnya seakan menggema menabrak Sindoro lalu memantul ke arah Sumbing. Aku memeluknya dalam belai semilir angin.
          
          "I love you Ram."
          
          ***************
          
          Hello mungkin cerpen saia bisa menghibur.. percintaan berlatar alam.. sudi mampir ya.. kalo suka vote dan follow. Makasih.
          
          Catatan anjani
          https://my.w.tt/LcNEaVeqqcb
          
          Brokren Trip
          https://my.w.tt/OiqinUmqqcb
          
          
          

Rerere11111222

Hallo, ini Biya. Khaliluna Anbiya. 
          Gadis lapuk di awal 30-an tahun yang masih enggan melepas masa lajangnya.
          
          Siapa peduli kalau orang-orang menyebutnya perawan tua? Mereka bahkan tak segan-segan menjadikan Biya sebagai pusat bisik-bisik dan perhatian.
          
          Tapi bagi Biya semua itu nggak penting. Toh gadis yang sudah menginjak umur kepala tiga itu selalu berprinsip "Selagi gue bahagia, persetan sama omongan orang."
          
          Begitulah sekiranya keyakinan teguh yang selalu Biya pegang. Lagipula nggak ada yang salah dari hidupnya. Lajang itu bukan AIB. Lajang jaman sekarang itu trendi. Right?
          
          Tapi kehidupan Biya yang terbilang aman dan bebas hambatan itu seketika jungkir balik saat Om Bagas memintanya mengisi posisi sekretaris menejer baru yang sekarang tengah kosong.
          
          "Aargh! JINGGA SIALAN!"
          
          .
          
          Askara Jingga. Bujang. 27 tahun. Songong, sombong, minus etika - dan anggap saja bisu. Tipikal bos-bos rese yang hobi menyiksa bawahan. Selalu sengit tiap kali menatap keberadaan Biya.
          
          Bagi lelaki blesteran Korea dan setengah surga itu, sosok Biya sudah seperti sumber dari segala macam masalah dan kesialan.
          
          "Kalau kamu manusia yang punya etika, kamu pasti tau namanya hukum timbal balik."
          
          Sial! Apalagi yang bisa Biya lakukan untuk mengembalikan hidupnya ke posisi semula - terbebas dari segala keruwetan ini? Kalau sepanjang hari dia harus berurusan dengan makhluk minus etika seperti Askara Jingga?
          
          Dibaca dulu gess..
          Pelan-pelan, tarik napas..
          Simpang di daftar bacaan..
          Tungguin notifikasi update..
          Siapa tau suka :)
          
          https://www.wattpad.com/story/234309515-ending-choice

tehmelatipanas

Hallo, Kak, salam kenal.
          
          Aku mau recom cerita, Kak. Genrenya Romance Komedi.
          
          ¤¤¤
          
          "Oh!" Ran mengangguk. "Misalkan keluargaku, udah nggak anggap aku lagi, kamu mau nggak jadi keluargaku?"
          
          Aku tersenyum. "Pasti. Kita semua udah anggep kamu keluarga."
          
          "Bukan. Aku tuh, maunya membina keluarga bahagia bersama, gitu."
          
          Aku bingung dengan maksud Ran.
          
          "Maksudnya menciptakan generasi penerus yang tampan dan cantik."
          
          Aku menghela napas dengan kasar. Dasar bocah somvret! Otaknya masih sempet aja mikir ke sana. Kucopot sandal, lalu tampol dia. Kebiasaan, otak mesumnya itu nggak pernah dibuang.
          
          ¤¤¤
          
          Ini link untuk baca, Kak ;
          
          
          https://my.w.tt/URnYuXr785