YUTAkoyakee

Uang adalah hal paling menjijikkan bagi Yuta, hal paling bodoh yang bisa membuat segalanya penuh daya. Tipu daya.

YUTAkoyakee

Pertemuannya dengan Ten bisa dibilang sangat aneh. Siang itu ia pergi untuk beberapa tembakau di swalayan tak jauh dari tempat tinggalnya, saat ia sampai di sebuah gang, Yuta mendapati seorang pemuda yang lebih pendek darinya tengah menodong belati di arah pinggangnya, tepatnya di ginjal kirinya. 
          
          "Aku butuh uang." Desisnya mengancam, Yuta diam.
          
          "Serahkan uangmu." Ia punya aksen inggris yang lumayan, namun Yuta tak sedang terkagum untuk itu. Yang membuatnya kagum adalah, bagaimana ia bisa mengancam orang lain dengan suara bergetar ketakutan seperti itu? menggelikan.
          
          "Aku tidak bawa uang." Jawab Yuta enteng, ia menoleh dan menemukan pandangan yang membuatnya tidak lagi ingin terbahak. Mata yang penuh kemurnian, Yuta memujanya.
          
          "Berikan padaku uangmu, keparat." Ia tak merasa sakit, sekalipun dikatai hina dan pinggang kirinya koyak karna pisau stenlis itu berhasil menembus jaket kulitnya. Yuta mencengkram lengan pemuda itu kemudian membuang pisau yang ujungnya dibubuhi darah, menghempaskannya sampai pisau itu lepas. Kemudian menarik pergi si pemuda kecil yang sampai saat ini menjadi satu-satunya kawan berbagi bagi Yuta, ialah Ten.

YUTAkoyakee

Yuta dua puluh satu tahun, dan Ten satu tahun dibawahnya. Di umur yang setunas itu, mereka telah mengembara jauh dari rumahnya, Yuta datang ke Norwegia sejak tiga tahun lalu. Satu tahun ia habiskan dengan menjadi siswa penyandang beasiswa yang tekun dan dihormati, namun sisa hari yang ia lewati menjadi sangat kontras ketika ia tidak menemukan apa yang ia cari. Makna hidup. Tak lama selama absennya Yuta selama trimester, beasiswanya di cabut dan ia drop out fengan sangat tidak pantas. Yuta mulai menggunakan kecerdikannya untuk memanipulasi web dan 'bermain' di dunia maya sampai puas. Pola hidupnya yang semula lurus-lurus saja juga mulai dinamis bak glombang amplitudo, Ia mulai minum alkohol dan sesekali merokok. Menghabiskan siang yang panjang di musim panas dengan tidur bak beruang di musim gugur, sesekali ia menjejalkan marijuana sebagai 'permen fantasi' agar hidupnya tidak seperti gambar komik. Hitam dan putih. Monoton.
          
          Ia tahu ini tidak bagus, tapi ia tak punya daya.

YUTAkoyakee

Yuta menghabiskan waktunya dengan berselancar didunia maya, hanya untuk sekedar main game online atau memindahkan beberapa ribu dolar dari rekening tak dikenal menuju kantong penyimpanannya di bank. Sebaliknya, Ten selalu pergi sangat pagi dan kembali sangat sore. Saat kembali wajahnya selalu nampak lebih baik, Yuta hanya bisa pura-pura acuh tak acuh sampai mereka bertemu di meja makan saat pukul delapan waktu makan malam. Ten akan menceritakan tentang gadis kecil yang tersesat di taman, menceritakan tentang nenek-nenek yang bertepuk tangan saat ia poppin'. Semuanya. Yuta tak punya pilihan lain selain tersenyum, karna toh hatinya memang sedang tersenyum.

YUTAkoyakee

Dua jiwa. Dua yang selama satu setengah tahun belakangan ini menjadi satu didalam tempurung yang sama, tenggelam sama jauh di sebuah mimpi maha tinggi. 
          
          Nakamoto Yuta, adalah si jepang yang penuh dengan luapan rasa semangat bak bara api yang tak pernah padam. Bersama Ten, imigran gelap asal Thailand yang bagaikan semilir nun terus terus berhembus agar bara api itu kian menyala. 
          
          Simbiosis mutualisme katanya, Ten selama itu bertahan dengan status sebagai imigran tak terlacak adalah karna Yuta. Ia punya koneksi dengan organisasi yakuza yang melebarkan sayap di salah satu ujung benua eropa itu, Norwegia. Dan Yuta sendiri, bertahan disana hanya karna ia ingin. Ingin bersama Ten, ingin bersenda gurau dengan Ten, ingin merasakan dopamin meluap di pembuluh otaknya saat melihat si adam yang lebih pendek darinya itu tersenyum. Ia ingin disana untuk Ten.

YUTAkoyakee

-its fail-
          
          Mereka bilang kapitalis adalah biangnya. Itu kata para politikus besar, yang dengan perut tambunnya telah disuapi tanah sekian hektar dan istri baru yang aduhai. Pada kenyataannya, si perdana mentri adalah biangnya. Ia menggunakan Sang Raja—yang bahkan belum genap berumur 15 tahun—sebagai boneka. Dan mengubah kerajaan yang telah dibangun selama tiga dinasti itu kini seakan hanya panggung penuh tirani. Raja yang hanya tahu duduk diatas tahta dengan mahkota dijunjung diatas kepala, lantas menfirmankan apa yang di diktekan oleh sang Perdana Mentri.
          
          Seperti jaring laba-laba, koneksi Perdana Mentri telah meluas ke segala bidang, termasuk bidang keamanan dan pertahanan. Belakangan terdengar desas-desus bahwa ia merekrut  satu tim khusus yang ada dibawah pengawasannya langsung, mereka adalah petarung tangguh yang dilengkapi dengan senjata spesial yang dibuat khusus pada dinasti yang sebelumnya—senjata spesial itu dinamai Teigu.