Halo, Kak. Maaf, Kak, izin promosi.
Ayo ... ayo mampir di cerita Ell yang baru. Siapa tahu nanti jatuh cinta. Buruan baca jangan sampai ketinggalan.
https://my.w.tt/ztJo2xdrycb
https://my.w.tt/ztJo2xdrycb
https://my.w.tt/ztJo2xdrycb
Aku mengangkat kepalaku dan melihat ke arah Ustadz Aan. Tawa kecil keluar dari bibirku ketika aku mendengar Ustadz Aan mengadu kesal karena celana putihnya terkena cipratan air hujan yang ia injak.
Ustadz Aan menoleh ke arahku, dan saat itu juga aku segera menghentikan tawaku. Aku berpura-pura mengalihkan pandangan ke arah lain.
"Dek Shasa ngetawain saya, ya? Jangan ditertawakan," kata Ustadz Aan dengan wajah yang dibuat-buat kesal.
Aku mengangguk paham sembari menahan tawa. "Hati-hati, Ustadz Aan," ucapku pada lelaki yang tengah menaiki sepeda gayuhnya.
"Na'am, syukron." Ustadz Aan menjawab dengan suara sedikit dibandingkan. Kulihat Ustadz Aan mulai mengayuh sepeda keluar halaman rumah ini.
Sudut bibirku kembali terangkat, dan kepalaku menggeleng kecil. Kualihkan pandangan, kini aku menatap langit yang sudah mulai menggelap. Tak ada bintang di atas sana, bulan pun tak menampakkan dirinya. Hanya awan mendung yang terlihat masih menggumpal di atas sana.
https://my.w.tt/ztJo2xdrycb
https://my.w.tt/ztJo2xdrycb
https://my.w.tt/ztJo2xdrycb
Terima kasih. Semoga suka.