Tepat didepan mata. Dengan sangat jelas.
Ia ada disana, menatap ku dengan penuh kesedihan.
Ekspresi wajah itu, senyum itu, aku tau ia ingin mendekap ku erat.
Walaupun lirih, tangisan itu terdengar di telingaku dan;
Aku tetap di tempat, melihat semua itu dalam diam.
Berpikir apa aku segitu perlu diselamatkan sehingga menerima semua hal pada sosok didepan ku.
Aku tersenyum, menatapnya dengan lembut dan mendekatinya untuk memeluk.
Aku tau, seharusnya aku yang mendapatkan pelukan tapi bagiku, menaruh seseorang dalam dekap adalah penyembuhan.
Ku lontarkan kata;
"Semua akan baik-baik saja, aku akan tetap di sini dan seterusnya kita masih akan bersama, hanya tetap percaya bahwa aku selalu ada dalam ingatanmu yang jauh lebih abadi daripada waktu."
Kehangatan tersalurkan, tepukan dipunggung untuk memenangkan, usapan lembut di rambut penuh kehati-hatian karena tangismu semakin tidak terkendali.
Aku tau, kamu juga.
Kita tau.
Bahwa kita tidak bisa, pada jalan ini aku hanya bersyukur kita bertemu.
Pada waktu yang habis, pada sakit yang menggerogoti.
Kekalahan menjadi akhirnya.
"Kamu adalah bunga dan aku adalah kupu-kupu."