Di sudut taman, kulihat seorang gadis tengah asik dengan layar laptopnya, sendirian. Kudekati ia perlahan. Dengan tenang ia menoleh padaku. Seketika senyumku mengembang, menghapus penasaran yang sedari tadi menjelma garis kerutan di dahi. Ah, kau. Wajah polos yang sangat kukenal. Seorang gadis yang selalu cerewet ketika kugumamkan diary-nya. Ya, aku membaca diary-nya kemarin. Tertulis bahwa ia sangat ingin menjadi editor, tapi ragu karena teramat sulit untuk merangkai kata dan menuliskannya.
Kini aku duduk disampingnya. Ia tampak banyak berubah. Wajahnya, sikapnya, hingga cara bicaranya yang kian dewasa. Hanya lengkungan senyuman itu yang sejak dulu masih selalu sama. Manis.