weng.

Aku harap tuhan temukan aku dengan kau di dalam perjuangan, juga dalam penulisan.

uncle ada lagi ke tuuu (°_o)

bila lihat foto anak kecil menangis teresak di sisi mayat keluarga sendiri, aku rasa sayu. mereka tak sepatutnya jadi mangsa kekejaman manusia celaka.
          
          dalam perang, tiada yang menang. semuanya kalah. yang ada cuma pihak yang akan menulis sejarah, dan mereka yang hidup akan menggelarkan diri mereka sebagai "juara".
          
          bebaskan mereka. bebaskan mereka. bebaskan mereka. 
          
          demi nama Tuhan, bebaskan mereka.

puisi kolaborasi dengan senior @harlyz_
          "semedan tatapanmu gaib"
          terima kasih
          
          
          https://www.wattpad.com/1389988236?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=share_published&wp_page=create_on_publish&wp_uname=aelhaiym&wp_originator=SIMC2YOWmMRfxrDbf%2F8WTR1PPZ%2FmK8qw6duV7HxeuWWNj2zFh1dCRt5gr6wDXKoUYHZVnxx1eEfvBoYdgWg4%2BX3lxNfTSeH5TE%2Fea2QLTBsS73Dd8DL8O6ZKlNp40ANJ

Hai kamu yang ada di sana! Terima kasih sudah menyempatkan singgah di Kelana. Semoga suka dan bisa bisa betah berbagi rasa di sana, ya✨
          Salam literasi!
          –ti.

"seinfiniti angkasa" akan diselak ke muka selanjutnya;
          
          "malam itu kamu meluruh sebagai bulan."
          
          tak weh, dah panjang sangat buku tu.. so aku start next book ajelah en

aku ada terbaca, "puisi tentang kopi dan langit itu puisi klise." lalu aku terbaca puisi tentang skittles, mangkuk tandas, coca-cola, dan tentang watak kartun.
          
          aku putuskan, ya, aku lebih suka duduk-duduk minum kopi sambil tenung langit. 

aku en

tiber rindu nk kolab puisi lagi ,)

hanyut mana?