Lelah rasanya kalau harus mengikuti alur yang tak kunjung usai, mencintai yang lain terasa terjerat,stay pada yang menjerat tapi tak mungkin. Salah satu harus tegas mengambil keputusan iya dan tidak, lanjut atau berhenti. Bensin akan habis jika harus berjalan terus tanpa tujuan,iya kan?
Masih tentang religi percintaan, kalau sebelumnya Cerita beda agama, ini lain kisah gimna coba rasanya cewe yang ambisius akan duniawi bercita cita Menjadi wanita karir yang sukses tiba tiba terjerat cinta dengan lelaki yang agamis, apa perbedaan prinsip juga mampu menggoyahkan cinta?
Iya memang, hidup itu pilihan tapi apa jatuh cinta bisa memilih? Cinta bukan untuk dipilih ya