“Apology accepted?” tanyaku getir, membiarkan nada sindiran itu menusuk. “Luar biasa, Kevin. Kamu pikir kamu bisa datang ke sini, mengeluarkan kata sakral itu, dan poof—semua trauma auto-healing? Kamu ini chef kan? Apa kamu pikir kata maaf ini kayak bumbu penyedap yang bisa memperbaiki masakan yang udah basi?”
Kevin mengernyit. Aku berhasil. Ketenangannya mulai retak.
“Winda, aku serius,” katanya, mencoba meraih tanganku, tapi aku cepat menariknya menjauh.
“Aku tahu kamu serius,” potongku cepat. “Aku tahu kamu serius karena kamu udah terpojok. Kamu takut aku bongkar semua di depan mereka. Aku udah tahu game-nya, Kevin. Sekarang, cukup dengan basa-basi masa lalu.”
https://www.wattpad.com/story/373237247