Luka dapat disembuhkan, tetapi akan terus membekas.
Kesalahan dapat dimaafkan, tetapi rasa sakit yang diciptakan akan terus terkenang.
Bingung, jujur aku sangat bingung.
Sahabat? Dapatkah ku panggil ia sebagai sahabatku?
Ketika yang kurasa ia hanya sedang memanfaatkan ku, tanpa ia sadari atau tidak.
Sakit, itu yang kurasakan.
Apa yang harus dilakukan? Menurutmu?
Haruskah aku berkata jujur padanya?
Kurasa tidak, aku tidak mampu mengatakannya.
Aku sendiri memang bukanlah manusia yang sempurna, penuh dosa dan mungkin hina.
Takdir? Apakah ini sudah menjadi suratan takdir-ku? Menyedihkan.
Wahai sahabat, dapatkah kau mendengarku?