@dramatxt Sorry, for the late response. Akun ini sebenarnya sudah sangat jarang aku buka jadi mohon dimaklumi, Ini aja lagi iseng nyoba buka.
Sebenarnya, proses menulis itu bisa susah dan lama, bisa juga cepet dan asyik. Yang kulakukan selama ini yaitu cari ide awal, terus pikirin terus ide itu, puter di otak, barangkali perlu di catet, ya catet ..., setelah itu coba tulis. Nggak perlu banyak, coba aja tulis satu kalimat(kayak satu kalimat yang menjelaskan seluruh isi novelmu), lalu kembangkan itu jadi satu paragraf sinopsis, dari situ kamu bisa mengembangkannya menjadi beberapa bab.
Aku juga sering nulis cerita tapi waktu udah sampai dua atau tiga chapter tapi setelah itu nggak kulanjutin karena nggak ada inspirasi lagi. Bahkan di komputerku tersimpan sekitar tiga belas judul karya gagal. :"3
Mengapa kusebut itu gagal? Karena sekarang pun sudah kehilangan nuansa untuk menulisnya lagi. Aku tidak menghapus semua itu karena mungkin, suatu saat di masa depan waktu kubuka lagi itu 'koleksi', aku bakal nemu ide baru untuk ditambahkan di sana. Menulisnya ulang dan membuatnya layak baca.
Itu beberapa kali kulakukan, dan beberapa dari karyaku yang saat ini ada di ScribbleHub adalah hasil daur ulang sampah-sampah itu.
Lalu mungkin ..., coba denger saran dan kritik dari orang lain tentang karyamu. Bilamana kamu ragu atau tidak percaya diri dengan karyamu, coba tanya ke temen deket, atau boleh juga keluarga. Mereka bisa jadi sumber bagus untuk kelanjutan karyamu. Orang lain bisa lebih jeli kalau nyari kesalahan suatu hal, terima saran mereka, lalu jangan ngedown pas kena kritik pedas.
Selama ini aku menulis di wattpad, respon pembaca di ceritaku selalu bagus. Mungkin karena yang membaca kurang paham atau gimana, ntah dah. Nah, tapi sewaktu aku unggah ceritaku di platform internasional(ScribbleHub/WebNovel), mereka bisa lebih jeli dan kritis ditimbang pembaca Indonesia(atau setidaknya pembaca wattpad).
Bahkan kritik pedas mereka pernah membuatku ngedown beberapa hari.