amihwng

Di bawah lampu jalan yang nyaris mati, seorang pemuda menangis dalam diam. Kepalanya penuh, hatinya berteriak gaduh, detik waktu seakan menghujamnya dengan rasa takut yang tak kunjung hilang. 
          	
          	Sosok itu masih begitu belia, mata merah yang kini layu itu pernah memancarkan semangat dan kebahagiaan sebelum dunianya hancur di depan matanya sendiri. 
          	
          	Hati kecilnya berbisik disela riuhnya air hujan yang beradu dengan jalanan aspal di sekitarnya. 
          	
          	"tuhan, saat aku membuka mataku esok hari, semoga semua ini hanyalah mimpi"
          	
          	

amihwng

Di bawah lampu jalan yang nyaris mati, seorang pemuda menangis dalam diam. Kepalanya penuh, hatinya berteriak gaduh, detik waktu seakan menghujamnya dengan rasa takut yang tak kunjung hilang. 
          
          Sosok itu masih begitu belia, mata merah yang kini layu itu pernah memancarkan semangat dan kebahagiaan sebelum dunianya hancur di depan matanya sendiri. 
          
          Hati kecilnya berbisik disela riuhnya air hujan yang beradu dengan jalanan aspal di sekitarnya. 
          
          "tuhan, saat aku membuka mataku esok hari, semoga semua ini hanyalah mimpi"
          
          

chic_yeoja24

Sailing masih revisi kah ?

amihwng

@ chic_yeoja24  sampai saat ini belom ada, tapi kedepannya bakal dipublish atau engga masih belom tau :(
Reply

chic_yeoja24

@chic_yeoja24 km ga ada niatan buat publish lg ?
Reply

amihwng

@ chic_yeoja24  maaf yaaa, sailing aku unpubb tapi gaada revisii :(
Reply

amihwng

[tiba-tiba lewat 2]
          
          Kim seungmin melirik takut-takut pada pria besar yang duduk di sampingnya. Pria itu memiliki garis wajah tegas dengan kulit pucat dan mata sipit khas orang-orang timur. Kaos hitam kekecilannya compang camping, disertai noda darah akibat perkelahiannya sebelumnya. 
          Pria itu bersandar pada tembok lembab di belakangnya. Tak lama seseorang datang sambil mengendap-endap, seungmin menunduk ketakutan. Wanita itu adalah seorang pelacur yang sebelumnya ia lihat di atas. Ia hanya sebentar, setelah memberikan air dan kain bersih untuk menutupi luka, wanita itu segera pergi. 
          
          "takut? Atau jijik?" pria itu bersuara, suaranya rendah membuat seungmin ingin menangis
          
          Pria itu melirik seungmin tanpa minat "kalau dia tidak menyelamatkanmu, kau sudah bernasip sama dengannya. Karena itu jangan pernah tunjukkan wajah jijikmu itu lagi"
          
          "a-aku tidak merasa jijik!" seru seungmin, dia tidak terima dituduh "aku hanya tidak terbiasa" cicitnya 
          
          "biasakan dirimu, dia juga manusia. Sama seperti kita" pria itu membasuh lukanya sendiri, sedang seungmin memandangnya takut-takut
          
          "dia tidak punya banyak pilihan dalam hidupnya, dan harga dirinya tidak diukur dari alat reproduksinya. Mau menyelamatkan tikus sepertimu dengan mempertaruhkan nyawa sudah menjelaskan. Dia seribu kali lebih baik dari orang-orang berdasi yang kerap kau lihat di televisi"
          
          Seungmin terpaku, pria yang setengah jam lalu memperkenalkan diri sebagai chan itu menepuk kepalanya pelan "lindungi dirimu, keberuntungan tidak datang dua kali nak. Ada ribuan predator anak di luar sana, lain kali tusuk jantung atau matanya dengan sumpit dan lari"
          
          "t-terimakasih"
          
          Ruangan itu sangat lembab dan berbau busuk, tapi bersama orang asing yang hobi berceramah ini rasanya seungmin jadi tenang. Kalau dia selamat, dia ingin bertemu lagi dengan chan, dengan nona tadi. 

amihwng

[tiba-tiba lewat]
          
          Menurut seungmin, kebahagiaan seseorang terbentuk diatas penderitaan yang lainnya. Untuk mencapai kebahagiaan, umumnya diperlukan orang lain untuk menerima semua penderitaan dan kesengsaraan. 
          
          Seungmin hidup dengan penderitaan orang lain di bawah kakinya, tapi apakah itu lantas membuat dirinya bahagia?
          
          Lantas apakah hakikat kebahagiaan itu? Kenapa jiwanya tidak juga mengerti tentang bahagia. 
          
          Ibarat kelas, dirinya ada di kelas penindas, kelas superior yang hidup dengan keringat dan darah orang lain. Harusnya pengorbanan itu berbuah manis. Dia hidup nyaman dari tungku dengan bahan bakar orang-orang yang menjadi pekerjanya. 
          
          Dia memiliki segalanya, tapi hatinya masih begitu kosong. 
          
          Lalu takdir mempertemukannya dengan seorang pengemis yang memainkan musik sedih dengan biola tuanya. Wajahnya tertutup debu dan kotoran, tubuhnya berbau menyengat akibat keringat yang menumpuk berhari-hari, badannya kurus kering, rambut ikalnya tampak berantakan. 
          
          Tapi permainannya yang indah itu membuat seungmin penasaran. Bagaimana mungkin seungmin tertarik pada seseorang yang mungkin merupakan bahan bakar untuk kehidupannya yang mewah ini? 
          
          Kemudian ia merawat sosok itu dengan uang hasil eksploitasi kelas bawah yang bekerja di pabrik kain miliknya. Seungmin jatuh hati, pada pengemis yang memainkan lagu duka dengan biola tuanya. 

amihwng

@ princessky_s  terimakasihhh❤
Reply

princessky_s

@ kkamiecute  AAAAAAAA KEREN BANGET IDENYA KAK :'(
Reply