[tiba-tiba lewat 2]
Kim seungmin melirik takut-takut pada pria besar yang duduk di sampingnya. Pria itu memiliki garis wajah tegas dengan kulit pucat dan mata sipit khas orang-orang timur. Kaos hitam kekecilannya compang camping, disertai noda darah akibat perkelahiannya sebelumnya.
Pria itu bersandar pada tembok lembab di belakangnya. Tak lama seseorang datang sambil mengendap-endap, seungmin menunduk ketakutan. Wanita itu adalah seorang pelacur yang sebelumnya ia lihat di atas. Ia hanya sebentar, setelah memberikan air dan kain bersih untuk menutupi luka, wanita itu segera pergi.
"takut? Atau jijik?" pria itu bersuara, suaranya rendah membuat seungmin ingin menangis
Pria itu melirik seungmin tanpa minat "kalau dia tidak menyelamatkanmu, kau sudah bernasip sama dengannya. Karena itu jangan pernah tunjukkan wajah jijikmu itu lagi"
"a-aku tidak merasa jijik!" seru seungmin, dia tidak terima dituduh "aku hanya tidak terbiasa" cicitnya
"biasakan dirimu, dia juga manusia. Sama seperti kita" pria itu membasuh lukanya sendiri, sedang seungmin memandangnya takut-takut
"dia tidak punya banyak pilihan dalam hidupnya, dan harga dirinya tidak diukur dari alat reproduksinya. Mau menyelamatkan tikus sepertimu dengan mempertaruhkan nyawa sudah menjelaskan. Dia seribu kali lebih baik dari orang-orang berdasi yang kerap kau lihat di televisi"
Seungmin terpaku, pria yang setengah jam lalu memperkenalkan diri sebagai chan itu menepuk kepalanya pelan "lindungi dirimu, keberuntungan tidak datang dua kali nak. Ada ribuan predator anak di luar sana, lain kali tusuk jantung atau matanya dengan sumpit dan lari"
"t-terimakasih"
Ruangan itu sangat lembab dan berbau busuk, tapi bersama orang asing yang hobi berceramah ini rasanya seungmin jadi tenang. Kalau dia selamat, dia ingin bertemu lagi dengan chan, dengan nona tadi.