HeloBlue

Assalamualikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
          
          Kisah ini bercerita tentang bagaimana sebuah perasaan berperang dengan masa lalu. Sebenarnya ia bisa lari dengan itu semua, tapi apa yang terjadi jika sebuah kepercayaan malah membuat ia terikat erat dengan masa lalu itu.
          
          Ini baru awal dari segalanya. Awal yang membuat ia bertemu dengan pilihan Allah. tapi apa yang terjadi jika pilihan itu diserang dengan panah kesakitan sehingga bola mata cokelat itu terus mengeluarkan cairan bening. Ia terus melempar panah yang beracun agar hati suci itu menjadi rapuh. Ia bukan benci, tapi masa lalu yang sangat sulit membuat ia terus menyakiti hati yang tidak bersalah. 
          
          Seandainya hati yang suci itu pergi, apa ia akan membiarkan atau menarik kembali? 
          
          Nahh untuk kelanjutannyaa yuukk kita ke lapak FaNa, kisah yang membuat hati kita nano-nano hehehe. 
          
          Salam kenal sebelumnya buat kamu, yang mau menjadi saudara khayalan saya. 
          
          Klik tautan di bawah untuk menetap <3
          https://my.w.tt/uf4IR0ANFX
          
          Syukron, 
          
          Wassalamualikum Warahmatullahi Wabaraktuh

Aviw_Doramon

Bagaimana jadinya jika kamu di pertemukan kembali dengan orang yang dulu kamu cintai yang selalu mengolok-ngolok bahkan mencaci makimu?
          
          Masih bodoh dengan mencintainya kah?
          Atau telah mengubur dalam-dalam perasaan itu di dasar antlantis?
          
          Ini kisan Tsania Agatha Rain yang sedang mencari jati diri dan jodoh masa depan nya.
          
          https://www.wattpad.com/story/211378184?utm_medium=link&utm_content=share_writing&utm_source=android
          
          
          JANGAN LUPA MAMPIR

acmecharmolypi

Tamparan, jambakan, pukulan, dan cambukan terus mendarat di tubuh ringkih gadis tanpa sehelai benang itu. Ia terus menangis memohon ampun kepada pria yang tengah menyiksanya dengan brutal. Gadis itu merangkak dengan tubuh yang bergetar, dengan susah payah ia mencium punggung kaki beralas pentofel itu.
          
          "Ma-maaf kan aku, Tuan." -Alana Zoebauer
          
          Pria itu membuang belt yang ada di genggamannya ke sembarang tempat. Ia berjongkok, dengan kasar pria itu menjambak surai cokelat milik Alana.
          
          Plak..
          
          Suara tamparan kembali bergema di dalam ruangan putih itu, darah kembali mengalir di sudut bibir Alana. Ia kembali terisak menahan rasa sakit yang sangat menyiksanya.
          
          "Aku tidak membutuhkan permintaan maaf mu!!" -Edgar Jhona Burjack
          
          Haii, aku bolabolakeju. Kalau ada waktu luang mampir ke cerita aku yuk, jika kamu penasaran dengan kelanjutannya langsung aja cek di profil. Jangan lupa vote, comment, and share. Aku juga butuh kritik dan sarannya dari kamu:) terima kasih!!