rara_blueee

Hai kak, izin promosi. Ceritanya bakal ngambil topik yang berat, tapi akan aku usahakan agar mudah dipahami pembaca. 
          
          Shadow Economy. 
          
          Apa yang kalian bayangkan saat mendengar frasa itu? Mafia? Gangster? Kartel? Atau preman pasar biasa?
          
          Sayang sekali, kalian salah besar. Kami berbeda dari tikus-tikus murahan itu. Mereka hanyalah pion, antek-antek kecil yang tak lebih dari alat di tangan kami. Pernah dengar tentang mafia tanah, mafia kepolisian, atau mafia hukum?
          
          Mereka hanyalah bayangan, sedangkan kami adalah kegelapan itu sendiri. Kami adalah Shadow Economy, keluarga yang bersembunyi di balik keburukan dunia. Tidak pernah terlihat, namun selalu hadir. Mungkin kami ada di sekitarmu—tanpa kau sadari. Kami adalah dalang di balik peristiwa-peristiwa besar dunia, pemain utama yang menentukan jalannya permainan.
          
          Kami tersembunyi. Dan siapa pun yang mencoba masuk tanpa undangan, akan menyesali langkahnya. Keluar hidup-hidup? Jangan berharap. Kami menjaga keseimbangan dunia ini, tetapi hanya jika kalian tahu batasan. Jangan pernah mengusik kami, dan kami tidak akan mengusik kalian.
          
          Oh, maaf, aku lupa memperkenalkan diri. Baiklah, aku akan menyebutkan namaku satu kali saja. Dengarkan baik-baik, dan ingatlah nama ini selamanya.
          
          Xiera Asagao.
          
          https://www.wattpad.com/story/366834743?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=share_writing&wp_page=create&wp_uname=mommy_rara

annvianti

@ mommy_rara  haii. Semangat yaa, dari prolog nya aku bisa berekspektasi kalo cerita kamu bakal seru
Reply

jonnyyyy876

Hallo, ini Biya. Khaliluna Anbiya. 
          Gadis lapuk di awal 30-an tahun yang masih enggan melepas masa lajangnya.
          
          Siapa peduli kalau orang-orang menyebutnya perawan tua? Mereka bahkan tak segan-segan menjadikan Biya sebagai pusat bisik-bisik dan perhatian.
          
          Tapi bagi Biya semua itu nggak penting. Toh gadis yang sudah menginjak umur kepala tiga itu selalu berprinsip "Selagi gue bahagia, persetan sama omongan orang."
          
          Begitulah sekiranya keyakinan teguh yang selalu Biya pegang. Lagipula nggak ada yang salah dari hidupnya. Lajang itu bukan AIB. Lajang jaman sekarang itu trendi. Right?
          
          Tapi kehidupan Biya yang terbilang aman dan bebas hambatan itu seketika jungkir balik saat Om Bagas memintanya mengisi posisi sekretaris menejer baru yang sekarang tengah kosong.
          
          "Aargh! JINGGA SIALAN!"
          
          .
          
          Askara Jingga. Bujang. 27 tahun. Songong, sombong, minus etika - dan anggap saja bisu. Tipikal bos-bos rese yang hobi menyiksa bawahan. Selalu sengit tiap kali menatap keberadaan Biya.
          
          Bagi lelaki blesteran Korea dan setengah surga itu, sosok Biya sudah seperti sumber dari segala macam masalah dan kesialan.
          
          "Kalau kamu manusia yang punya etika, kamu pasti tau namanya hukum timbal balik."
          
          Sial! Apalagi yang bisa Biya lakukan untuk mengembalikan hidupnya ke posisi semula - terbebas dari segala keruwetan ini? Kalau sepanjang hari dia harus berurusan dengan makhluk minus etika seperti Askara Jingga?
          
          Dibaca dulu gess..
          Pelan-pelan, tarik napas..
          Simpang di daftar bacaan..
          Tungguin notifikasi update..
          Siapa tau suka :)
          
          https://www.wattpad.com/story/234309515-ending-choice