antharesya

Sekali lagi, aku terluka. Karena bertahan dan menahan rasa. 
          	Sekali lagi, aku mengacuhkan hatiku. Karena mengandaikan sesuatu yang lebih baik dari itu. 
          	Sekali lagi, aku kalah. Karena aku sadar, aku terlalu lengah. 
          	Dan sekali lagi, kini aku menyerah. Karena hatiku sendiri sudah lelah.

antharesya

Sekali lagi, aku terluka. Karena bertahan dan menahan rasa. 
          Sekali lagi, aku mengacuhkan hatiku. Karena mengandaikan sesuatu yang lebih baik dari itu. 
          Sekali lagi, aku kalah. Karena aku sadar, aku terlalu lengah. 
          Dan sekali lagi, kini aku menyerah. Karena hatiku sendiri sudah lelah.

antharesya

Aku mengingatmu. Ketika kau mengatakan, "kau orang yang teoritis.", dan aku menjawab, "apa salahnya teoritis, toh itu pengalaman orang lain yang bisa dipercaya. Tak perlu susah-susah untuk mempelajari seseorang dengan beribu watak dan mencoba kegagalan terlebih dahulu."
          
          "Bahkan, dunia telah memakan teori itu, dan kamu masih percaya ? Realitis saja."

antharesya

Kembali lagi. Aku telah melakukan hal yang salah. Dimana aku selalu mengatakan pada diriku.
          
          "Kau harus mendengarkan orang dahulu. Maka mereka akan mendengarkanmu."
          
          Disitu, aku mulai mengabaikan ambisiku untuk mendapatkan perhatian. Terkadang, aku harus menahan diriku, menyembunyikan perasaanku, dan berubah menjadi pendengar yang baik.
          
          Dan disaat itulah, orang-orang mulai mengabaikanku. Menganggapku hanya seorang pendengar yang baik. Ibarat kontrakan, aku hanya dijadikan rumah singgah tak berbayar. Mereka akan menganggapku tenang dan nyaman, dan kemudian pergi dengan yang lain tanpa perlu membayarku, minimal merapikanku kembali. Mereka pikir, aku orang yang bisa menyelesaikan masalah sendiri. Dan akhirnya, kata "apa ada masalah ?" rasanya hanya terdengar di drama-drama saja tanpa perlu jawaban.
          
          Yang membuatku kesal, aku tahu itu salahku. Tapi aku tak tahu bagaimana aku bisa membenarkannya. 
          
          Ternyata prinsip yang aku pikir sangat efisien, telah termakan oleh usia dunia.

antharesya

Bagaimana jika orang itu tidak suka padaku ? Bagaimana jika ternyata aku hanya pengganggu ? Bagaimana jika kehadiranku memperburuk dia ? Bagaimana jika kehadiranku memberinya tekanan ?
          
          Aahh... Sepertinya aku harus kalah lagi. Aku takut akan melukainya.