askeway

I don't have idea☺Please give me a little idea

EnVersion

Aku meneguk ludah saat kembali merasakan sakit karena ditinggalkan. Tidak ada yang baik-baik saja sebab perpisahan. Dan ia telah membantuku untuk menelaah setiap kejadian dalam kehidupan. Mana peringai tulus dan mana yang tidak. Mana peringai yang peduli dan mana yang sebenarnya hendak menyakiti. Semua hal telah diajarkan olehnya. Ia selalu berhasil membuka mataku dan membuatku yakin untuk mempercayainya. Sampai masa itu, aku tidak percaya lagi dengan kalimat yang menyatakan selalu ada. Karena terlepas dari itu, aku, kamu, dan kita semua adalah semata-mata tetap milik-Nya dan akan kembali kepada-Nya. 
          
          Aku beranjak dari tempat tidur, menyibak gorden yang kini memperlihatkan keramaian kota di malam hari dari ketinggian 60 lantai. Aku menyukai ketinggian, karena dengan begitu aku berharap bisa semakin dekat dengannya. Meski hanya dalam balutan pelukan yang semu tetapi aku percaya, angin malam yang menelisik kulitku adalah ia yang menghampiri untuk melepas rindu. 
          
          Tepat dua tahun setelah hari itu, tepat dua tahun kami sama-sama meninggalkan dalam artian yang berbeda. Tatapanku kembali menerawang ke atas langit. Membayangkan wajah itu dengan senyum pesonanya. Senyum yang memenangkan dan menyenangkan di waktu yang bersamaan. 
          
          Li, bagiamana jika aku mengunjungimu di sana?
          
          ... 
          hey, Dear. izin promosi ya, siapa tahu nyangkut  makasih banyak-banyak 
          
          https://www.wattpad.com/story/220892297?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=share_reading&wp_page=reading&wp_uname=EnVersion&wp_originator=a8l%2BW%2FDln5qPTaodX4%2FFA925yvlNAfg%2BpH1afzZjFUm7LExzBM0egAZXVNxkS%2FbIqN99Bl2sYiroUvap5%2BJ3p%2FauGb5bvvRjg%2FFgxbRXmrMn9DYanMzLNJ02GKGQNbgk
          
          

reniar15

Saat lo berhadapan sama beruang kutub ....
          
          "Nih, gue nggak mau punya utang," kata Nazwa to the point sembari menyodorkan uang lima belas ribu rupiah kepada Deven. Degupan di dadanya semakin menggila, Nazwa gugup setengah mati.
          
          Cowok itu hanya melirik sekilas, lalu kembali mengobrol dengan salah satu temannya.
          
          Satu menit.
          
          Dua menit.
          
          Dua menit dua belas detik.
          
          Nazwa masih dianggap cicak-cicak di dinding oleh Deven. 
          
          DICUEKIN OY! Astaghfirallah, ingin sekali rasanya Nazwa berkata kasar.
          
          Kepoin ceritanya di
          https://my.w.tt/WBNhDwndRbb
          
          Sankyuuuu♡