SenpaiSakura8

Hampir saja pintu dibuka, sesuatu menahannya. Terkejut setengah mati, Kinan berusaha menoleh.
          
          "Sebentar saja, Nan." Prima menahan rengkuhannya. "Sebentar saja." Dia berbisik.
          
          "Prim?" Kinan semakin tidak mengerti, apa yang terjadi beberapa hari ini dengan Prima. "Kenapa, Prim?"
          
          "Biarkan aku begini. Sebentar saja."
          
          Merasa ada beban yang dia tanggung, Kinan membiarkan lengan Prima melingkar di sekitar bahunya.  
          
          Tertunduk di punggung kekasih, Prima tengah membayangkan sebentar lagi hidupnya akan hampa. Menghitung tiap detak jantung, tiap detik yang dilewati bersama. Sebentar lagi ... akan terkubur.
          
          "Aku mencintaimu, Nan. Sangat mencintai ...."